Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Lebih Sepi, Lebih Disukai

Sejumlah biro perjalanan berkreasi merancang paket liburan ala staycation untuk menarik minat konsumen. Pemilihan tempat dan aktivitas tidak boleh asal.

26 September 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pendiri TX Travel, Anton Thedy, dalam Sunset boat trip di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Dok. Anton Thedy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gara-gara melihat animo masyarakat yang ingin kembali berwisata mulai tinggi pada periode normal baru (new normal), beberapa waktu lalu, pemilik biro perjalanan TX Travel, Anton Thedy, akhirnya memberanikan diri membuka paket wisata ala open trip. Pada Juli lalu, ia mencoba menawarkan beberapa paket wisata ke sejumah lokasi yang tak jauh dari Ibu Kota. “Saya pilih Bandung, Bogor, dan sekitar Pantai Anyer, Banten,” kata Anton kepada Tempo, Kamis lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peminat paket wisata itu pun langsung banyak. Tapi ternyata timbul “masalah” baru. Sebelum jalan-jalan itu dimulai, para konsumen mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan: apakah sopir busnya menjalankan protokol kesehatan, bagaimana prosedur kesehatannya, dan lain-lain. “Dari situ saya menilai, ternyata, walau orang sangat ingin jalan-jalan, mereka masih takut pergi bersama-sama menggunakan kendaraan seperti bus pariwisata.”

Anton lalu merancang paket wisata lain yang dinilai lebih aman dan tidak merepotkan, yakni open trip. Tapi, kali ini, para tamunya berangkat ke lokasi tujuan dengan kendaraan masing-masing. Rupanya cara ini lebih disukai. “Orang langsung tertarik,” ujar dia. Anton pun bisa bernapas lega karena bisnis biro perjalanannya yang sempat mati angin selama beberapa bulan bisa kembali bergeliat. Sejak Juli lalu, biro perjalanannya rutin mengadakan open trip ke sejumlah lokasi, seperti Ciwidey di Kabupaten Bandung, Lido (Bogor), dan Tanjung Lesung (Banten).

Konsep wisatanya juga unik: staycation, alias liburan di lokasi yang jadi tujuan tanpa melakukan jalan-jalan atau kunjungan ke obyek wisata lain. Anton juga menggelar kegiatan ini hanya pada hari kerja. Tujuannya untuk menghindari keramaian pengunjung lain yang biasa terjadi pada akhir pekan. “Kami pilih tempat yang memang lokasinya bagus, fasilitasnya lengkap, luas, dan dekat dengan alam.” Dengan begitu, Anton menambahkan, tamu-tamunya bisa punya berbagai pilihan aktivitas selama berlibur ala staycation.

Walau konsumen berangkat memakai kendaraan pribadi dan menerapkan protokol kesehatan selama beraktivitas di lokasi, Anton tetap merancang aneka aktivitas bersama. Misalnya hiking, bersepeda, atau berlayar menggunakan perahu untuk menikmati matahari terbenam. “Ada juga acara makan bersama, tapi tetap memilih lokasi yang sepi dan tidak bercampur dengan pengunjung lain,” ujarnya. Konsumen ternyata menyukai konsep ini. “Mereka merasa lebih safe karena kebersihan dan kesehatan di lokasi terjamin.”

Walau paket wisata ini diadakan di daerah sekitar Ibu kota, konsumen Anton datang dari berbagai daerah. Ada yang datang dari Surabaya, Tegal, dan kota-kota lain di Jawa. Sejauh ini, kata dia, paket staycation Tanjung Lesung paling banyak diminati. Dalam dua bulan terakhir, sudah lima kali ia mengantar tamu ke sana. Sekali berangkat, jumlah peserta berkisar belasan sampai puluhan orang. Konsumennya kebanyakan orang tua yang ingin menikmati masa pensiun dan keluarga kecil.

Berkaca dari keberhasilannya, Anton menyimpulkan paket wisata ini menjadi pilihan terbaik bagi biro perjalanan agar dapat tetap beroperasi pada masa pandemi. Sebab, para wisatawan masih ragu bepergian jarak jauh ke destinasi populer, seperti Bali, Labuan Bajo, atau Danau Toba. “Orang masih ragu bepergian jalan-jalan naik pesawat, kereta api, atau bus umum, kecuali memang mereka harus pergi karena urusan pekerjaan.” Karena itu, Anton memprediksi, untuk beberapa saat ke depan, tren wisata akan didominasi perjalanan jarak dekat.

Namun Anton menyarankan agar para wisatawan yang hendak berlibur dengan cara itu tetap selektif memilih akomodasi tujuan dan waktu liburan. “Cari tempat yang punya fasilitas luar ruang yang lengkap, luas, dan tak ramai pengunjung.” Hal itu bertujuan agar saat berlibur wisatawan bisa tetap beraktivitas dan refreshing, tidak sekadar mengurung diri dan leyeh-leyeh di kamar hotel. Selain itu, Anton menambahkan, berangkatlah saat weekday. “Karena sekarang, setiap akhir pekan, di mana-mana pasti padat pengunjung. Orang-orang banyak yang bosan kelamaan berdiam diri di rumah.”

Hal lain yang tak kalah penting diperhatikan bagi yang ingin berlibur ala staycation adalah ketersediaan jaringan Internet yang memadai dan kencang. Karena itu, menurut Anton, dalam situasi saat ini banyak orang memanfaatkan waktu hari kerja untuk pergi berlibur mencari suasana baru, tanpa melupakan pekerjaan mereka. “Kenapa enggak sesekali mengubah work from home jadi work from hotel atau work from resort, kan?”

 PRAGA UTAMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus