SIAPA tahu suatu saat Walikota Cirebon adalah anak nelayan. Ini
kata-kata Aboeng Koesman, Walikota Cirebon, ketika menyerahkan
sebuah gedung SD Inpres dan Balai Kesehatan di kampung nelayan
Pesisir, Cirebon, belum lama ini. Tapi upaya Aboeng untuk
menjadikan kotanya sebagai pusat penangkapan ikan dengan
memperbaiki nasib para nelayan, belum terhenti sampai di situ
saja.
Hari Kamis pekan lalu secara resmi Walikota Cirebon telah
mengasuransikan sebanyak 611 orang nelayan. Melalui Asuransi
Jiwa Bersama Bumi Putera, sebenarnya niat ini sudah lama
direncanakan Aboeng. Yaitu semenjak ia tahu benar potensi para
penangkap ikan di kota ini cukup besar, walaupun di pihak lain
ia juga sadar nasib mereka ban1pir tak berubah dari tahun ke
tahun. Bahkan lebih dari itu turun ke laut yang sulit diduga itu
-- tak beda dengan mempertaruhkan nyawa. "Saudara-saudara
bekerja di laut yang kadang-kadang ganas", ucap Aboeng di
hadapan para nelayan itu, "kalau ada kecelakaan tentunya
keluarga saudara repot".
Tapi dengan pengasuransian itu, nasib baik maupun buruk yang
bakal terjadi di laut taklah menjadi soal. Tiap nelayan
diasuransikan dengan nilai Rp 75.000 selama waktu 15 tahun.
Untuk pengangsuran polis para nelayan tak perlu pusing.
Pungutannya dilakukan melalui dana pembangunan dan sosial, yang
ditetapkan Peraturan Daerah nomor 2 tahun 1975 tentang retribusi
pelelangan ikan.
Menurut Marsudi Wardoyo, pimpinan cabang AJB Bumi Putera
Cirebon, dalam waktu dekat ini diharapkan polis para nelayan di
kota ini akan naik menjadi 1000 buah. Di seluruh kota ini
sendiri sudah tercatat sebanyak 4.569 pemegang polis Bumi
Putera, belum lagi polis dari porusahaan-perusahaan asuransi
lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini