Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menjamin keamanan Ibu Kota selama masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Sebab, selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sejumlah titik menjadi jauh lebih sepi dibanding hari-hari normal dan rawan dimanfaatkan pelaku kejahatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terkait dengan tingkat kriminalitas, kami akan semaksimal mungkin menjamin keamanan DKI Jakarta," kata Inspektur Jenderal Nana Sudjana, Kepala Polda Metro Jaya, kemarin. "Dalam hal ini, kami maksimalkan upaya preventif, preemptive, dan represif."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nana, salah satu cara untuk membuat begal, garong, dan maling berpikir ulang sebelum melakukan kejahatan adalah meningkatkan durasi dan frekuensi patroli. "Kami juga akan meminta kerja sama TNI untuk ikut turun ke lapangan membantu mengamankan Jakarta," ujarnya. "Selama ini, unsur represif juga telah selalu siaga."
Suasana sepi akan lebih lama menyelimuti Ibu Kota setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa tanggap darurat penanganan penyebaran Covid-19 hingga 24 April mendatang. Selama rentang waktu tersebut, masyarakat diminta tidak keluar dari rumah supaya tidak tertular dan menyebarkan virus corona. Sekolah diliburkan sejak 16 Maret lalu, sementara sebagian pekerja diminta bekerja dari rumah.
Setelah pemberlakuan pembatasan sosial dua hari lalu, Jakarta akan semakin sepi. Gubernur DKI Anies Baswedan, misalnya, melarang warganya berkumpul lebih dari lima orang.
Kondisi lengang Jakarta bisa berdampak buruk pada sektor keamanan. Pada Senin lalu, misalnya, empat perampok bersenjata api menggasak habis Toko Mas Pelita di Pasar Kemiri, Kembangan, Jakarta Barat. Perampokan itu terjadi di siang bolong. Dua pelaku berjaga di sepeda motor, sementara dua lainnya menjarah isi toko yang berlokasi menghadap parkiran tersebut. Mereka kabur dengan menggondol setengah kilogram emas dan 1,5 kilogram perak dengan taksiran nilai Rp 400 juta.
Pada Rabu pekan lalu, Fauzan, pedagang warung kelontong yang buka 24 jam di Cimanggis, Depok, terbunuh oleh perampok pada pagi buta. Petugas Kepolisian Resor Depok telah meringkus pelaku yang dikenal dengan sebutan Geng Teras dan kerap merampok di Depok dan Bekasi itu.
M. JULNIS FIRMANSYAH | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | REZA MAULANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo