HAMPIR setengah abad merdeka, warga Desa Curahkalong, Jember, Jawa Timur, rupanya, masih perlu dikejutkan untuk memiliki sang saka merah putih. Upaya memasyarakatkan bendera kebangsaan ini merupakan salah satu langkah Ahmad Ahadi, 34 tahun, yang baru dua tahun menjabat kepala desa (Kades) di situ. "Saya prihatin banyak warga yang tak punya bendera. Padahal, kita sudah merdeka 47 tahun," kata Ahmad Ahadi dengan logat Madura. Disebutnya, dari 3.300 kk warganya, hanya 30 kk yang memiliki dan memasang bendera di rumahnya. Penduduk desa itu kebanyakan petani, yang sebenarnya mampu membeli bendera. "Tapi, kalau disuruh membelinya, sulit setengah mati," tutur Ahmad kepada Kelik M. Nugroho dari TEMPO. Pak Kades lalu membuat terapi kejutan, yakni sejak awal Juli lalu ia menyelipkan syarat "punya bendera" bagi tiap warga yang memerlukan tanda tangannya. Jadi, tiap warga yang perlu surat untuk membuat surat izin mengemudi (SIM), surat jalan, kelakuan baik, bahkan sampai urusan surat nikah diwajibkan menenteng selembar sang saka merah putih. Terutama untuk urusan surat nikah, tak urung penduduk kelabakan. Pasangan Kasman, warga Dusun Karangan, misalnya, sempat heran ketika menghadap Kades untuk mengurus surat nikah. "Mana benderanya?" tanya Ahmad. "Belum sempat beli Pak," sahut Kasman. Sekali ini Ahmad meluluskan tanda tangannya setelah Kasman bersumpah segera membeli bendera. Lain lagi yang dialami Fuad, warga Dusun Gambiran. Lama surat yang diperlukan untuk menikah tak kunjung turun, sampai Syamsul Tabib, kakak Fuad, menjadi sewot. "Adik saya kan tidak menetap di sini, kok masih harus beli bendera?" protesnya. "Lo, yang namanya bendera itu tiap orang harus punya, walau tinggal di mana saja," sambut Kades Ahmad. Setelah diusut, kelambatan itu bukan di tangan Pak Kades, melainkan lantaran lama ditahan Tjiam. Menurut modin desa ini, Fuad membawa bendera pinjaman. Ketahuan, "Ya, ditolak," katanya. Upaya Ahmad Ahadi meratakan merah putih di desanya tidak total menimbulkan riuh. Memasuki Agustus ini warganya sudah memasang tiang yang dicat putih. Malahan, di beberapa rumah bendera ukuran 60 x 90 cm itu sudah dikibarkan. "Warga di sini lucu, kan belum saatnya pasang bendera. Tapi, mungkin juga mereka berharap biar saya bangga," komentar Ahmad Ahadi, seraya tertawa lepas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini