Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Ekonometri perumus kebijakan

Penyunting : sjahrir penerbit : gramedia pustaka utama resensi oleh : m. dawam rahardjo

8 Agustus 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM karangannya, "Indonesia: Permintaan Tanaman Pangan" dari buku suntingan Dr. Sjahrir, Analisis dan Metodologi Ekonomi Indonesia, L. Squire, staf Bank Dunia, mula-mula menyajikan sebuah tabel tentang variasi regional konsumsi beberapa produk tanaman pangan. Ia menggambarkan konsumsi per kapita setiap tahun dalam kilogram beras, ketela (segar), gaplek, ubi jalar, dan jagung. Dalam tulisannya untuk studi pemilihan kebijaksanaan dan strategi tanaman pokok di Indonesia, ia sebutkan bahwa pada agregasi (dalam dimensi Jawa-luar Jawa, pedesaan-perkotaan) perbedaan tingkat konsumsi tampak kecil. Hanya sedikit kesimpulan yang dapat ditarik. Konsumsi beras, ketela, dan ubi jalar per kapita di Jawa dan Madura sedikit lebih tinggi. Adapun untuk gaplek dan jagung jatuh sebaliknya dibanding di luar Jawa. Perbedaan antara perkotaan dan pedesaan dalam konsumsi beras dapat diabaikan. Tapi, untuk tanaman sekunder, cukup mencolok. Di kota, konsumsi gaplek dan jagung sangat kecil. Namun, ketika dibuat tabel konsumsi beberapa bahan pangan itu menurut kelas pengeluaran, sesudah dilakukan tabulasi silang, mulai tampak perbedaannya. Pada saat itulah analisis data mulai bermakna dan lebih banyak kesimpulan dapat ditarik. Tampak dengan jelas, naiknya konsumsi beras sejalan dengan makin tingginya pengeluaran. Di sini, pengeluaran dijadikan proksi bagi tingkat pendapatan. Sampai tingkat tertentu, konsumsi beras mulai turun. Gejala serupa terjadi pada ketela segar dan ubi jalar. Tapi gejala sebaliknya tampak pada gaplek dan jagung. Makin tinggi tingkat pendapatan, makin kecil konsumsinya. Dari sini kemudian dapat dihitung angka elastisitas pengeluaran untuk tiap komoditas, menurut cakupan daerah. Angka elastisitas (memperlihatkan derajat pengaruh konsumsi karena perbedaan pendapatan) itu cenderung tinggi pada konsumsi beras kelompok pengeluaran rendah. Beberapa bahan pangan sekunder, elastisitasnya cenderung kecil pada tingkat pendapatan tinggi. Pada dasarnya, analisis permintaan tanaman pangan masih memakai teknik statistik deskriptif, dengan tambahan perhitungan ekonomis. Dengan mempertimbangkan pengaruh harga yang bisa dipengaruhi oleh Bulog, pengarang berusaha menggambarkan lingkup intervensi kebijaksanaan, terutama untuk mempengaruhi pola konsumsi pangan, misalnya subsidi atau impor. Ini adalah contoh kecanggihan dan ketajaman analisis pengarangnya. Ia mampu mengungkapkan makna ekonomi berdasarkan data yang terbatas dan teknik analisis statistik yang relatif sederhana. Buku ini berisi pembahasan yang menggambarkan wilayah penerapan metode analisis ekonomi di beberapa bidang, yaitu pertanian, pertambangan, dan kependudukan, atau komoditas tertentu seperti pangan, energi, air, dan penduduk. Karangan sejenis ini, apalagi dalam bentuk buku, sangat langka. Timbul pertanyaan di sini, mengapa baru bidang tertentu yang telah digarap. Ada beberapa kemungkinan: tenaga ahli, terutama Indonesia, masih sangat terbatas barangkali juga karena terbatasnya data yang "bagus" untuk analisis statistik canggih. Pada tahun 1970-an, pernah ada seorang mahasiswa Indonesia kandidat doktor di bidang komunikasi dari Universitas Hawaii, mengeluh betapa penelitian di sini masih belum menggunakan metode statistik yang canggih. Penelitian pada waktu itu terbatas hanya menggunakan statistik deskriptif, jarang yang dengan teknik inferensi. Soalnya, saya kira, karena kurangnya data canggih dan belum banyak dipergunakannya komputer. Kini, kedua-duanya sudah banyak. Tapi mengapa analisis data yang canggih masih terbatas? Jadi, buku suntingan Sjahrir ini sangat bermanfaat, melanjutkan rintisan Dr. Boediono & Dr. Peter McCawley, Bunga Rampai Ekonomi Mikro (1976), yang berisi artikel penerapan teori ekonomi mikro. Penerbitnya, PT Gramedia, patut mendapat pujian, karena berani menerbitkan buku yang mungkin susah laku itu. Buku ini kelihatannya cukup sulit dibaca oleh mereka yang berada di luar profesi ekonomi. Analisis masalah ini banyak mempergunakan konsep ekonometri dan riset operasional serta penggunaan simbol-simbol dan bahasa statistik. Pengarangnya, semua sarjana asing, seperti Alan M. Straout atau C. Peter Timmer, kecuali Dr. Purnomo Yusgiantoro, yang ahli soal energi. Sumbangan utama buku ini adalah memperlihatkan bagaimana analisis ekonometri -- gabungan matematika ekonomi dan statistik -- mampu memberi bahan pertimbangan bagi perumusan kebijaksanaan ekonomi makro berdasarkan data yang telah diolah dan diinterpretasikan. Seperti dikatakan Timmer, ekonometri tak memberikan jawaban apa yang menyebabkan peningkatan produksi. Ekonometri bisa menjelaskan peran beberapa faktor seperti pupuk, bibit unggul, irigasi, dengan lebih persis dalam peningkatan produksi M. Dawam Rahardjo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus