Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TARI pendet disuguhkan di hadapan tetamu di Namsan Hill, Seoul, Korea Selatan. Dua gadis berambut panjang menarikannya. Mereka adalah Kristiani Herrawati—kini istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono—dan adiknya, Mastuti Rahayu, yang kini istri mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Oetomo.
Keduanya menari di resepsi pernikahan kakak sulung mereka, Wijiasih Cahyasasi, dengan Chairil Irwan Siregar. Sarwo Edhie Wibowo, ayah mereka, adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan ketika itu. Nyonya Ani Yudhoyono menceritakan hajatan 36 tahun lalu itu di buku Kepak Sayap Putri Prajurit. ”Papi tidak bisa cuti, jadi akhirnya bersepakat dengan keluarga calon suami menggelar pernikahan di Seoul,” kata Ani dalam bukunya yang diluncurkan pada Juli lalu itu.
Mbak Wiwiek, begitu perempuan kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 60 tahun lalu ini biasa disapa adik-adiknya. Anak tertua pasangan Sarwo Edhie dan Sunarti Sri Hadiyah ini sempat jadi tumpuan adik-adiknya. Dialah yang mengantar mereka sekolah sebelum berangkat ke kampusnya di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.
Pada banyak momen saat keluarga Sarwo Edhie bicara kepada publik, Wiwiek didapuk jadi juru bicara. Itu yang terjadi ketika mereka berziarah ke makam Sarwo Edhie di Purworejo, Jawa Tengah, tak lama setelah kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden 2004. Kepada pers ketika itu, Wiwiek mengatakan, ”Keluarga ikut jadi tim sukses, tapi setelah menang tidak ada komitmen khusus SBY untuk keluarga.”
Sementara adik dan iparnya banyak berkecimpung di dunia militer dan politik, Wiwiek dan suaminya memilih berbisnis. Beberapa sumber Tempo mengatakan, Wiwiek bahkan dijadikan komandan bisnis keluarga Sarwo Edhie. ”Saya memang satu-satunya di keluarga yang masuk bisnis,” kata Wiwiek kepada Tempo.
Pada Februari 1995, keluarga ini mendirikan PT Wanatirta Edhie Wibowo, yang menggarap bisnis perdagangan, pertambangan, dan perkebunan. Dalam akta pendirian perusahaan, Sunarti menjadi salah satu pendiri yang menyetorkan modal Rp 100 juta. Sunarti menjadi direktur utama, sementara Wiwiek jadi komisaris perusahaan. Perusahaan ini memperoleh konsesi lahan 206 ribu hektare di Kabupaten Mappi, Papua.
Seseorang di lingkaran Sumalindo mengatakan, melalui perusahaan inilah Wiwiek mulai dekat dengan keluarga Sunarko. ”Perusahaan Wanatirta itu kongsi Sunarti dengan Hasan Sunarko,” ujarnya. Hasan adalah nakhoda Grup Hasko, yang dikenal sebagai raja kayu lapis. Sejak 1995, Hasan memasang putranya, Amir Sunarko, menjadi komisaris di Wanatirta.
Pada 2008, Wanatirta disemprit Menteri Kehutanan Malem Sambat Kaban. Tiga kali disurati karena tak kunjung melayangkan rencana kerja tahunan, Kaban mencabut hak pengusahaan hutan Wanatirta di Mappi. Selain berbisnis kayu, Wiwiek punya usaha di sektor energi. ”Namanya sering disebut kalau ada tender di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,” kata seorang politikus di Dewan Perwakilan Rakyat.
Sang suami, Irwan Siregar, juga melebarkan sayap bisnis keluarga ke usaha tambang batu bara. Tiga tahun lalu, Irwan diberitakan menemui Bupati Tapanuli Tengah Tuani Lumbantobing buat menjajaki penambangan batu bara lewat bendera CV Arjuna. Perusahaan ini rencananya jadi pemasok untuk pembangkit listrik tenaga air milik PT Bukaka milik keluarga mantan wakil presiden Jusuf Kalla.
Irwan juga tercantum sebagai Komisaris Utama PT Sentra Artha Utama. Perusahaan investasi ini menyeret bekas Bupati Situbondo Ismunarso, yang dituduh melakukan korupsi. Duit Rp 50 miliar dari kas daerah ditanamkan Ismunarso ke Sentra Artha dan ia menyimpan sendiri keuntungan investasi yang mencapai Rp 1,1 miliar.
Menurut Direktur Regional Sentra Artha Halim Sunaryadi saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, nama Irwan dipakai untuk meyakinkan calon nasabah seperti Ismunarso. ”Waktu pertemuan dengan nasabah dibilang Pak Chairil adalah keluarga dekat RI-1,” ujarnya. Ismunarso dan Direktur Utama Sentra Artha Nursetyadi Pamungkas dibui, sedangkan Irwan tidak. ”Bapak sudah dimintai keterangan oleh polisi tapi tidak terbukti terlibat,” kata Wiwiek.
Gagal di Papua, Wiwiek tak kapok berbinis kayu dengan Amir Sunarko. Ketika keluarga Sunarko masuk ke PT Sumalindo Lestari Jaya, Wiwiek pun bergabung. Bursa Efek Indonesia mencatat Wiwiek punya saham 1,21 persen di perusahaan itu. Meski pemilik saham minor, akhir September lalu Wiwiek terpilih dengan suara mayoritas untuk menjadi Presiden Komisaris Sumalindo. ”Karena saya nilai itu baik, saya bersedia,” katanya.
Oktamandjaya Wiguna
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo