Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Raida di Sebuah Pelabuhan

18 Desember 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di pagar pelabuhan dia senantiasa awas saban kali kapal merapat. Pintu-pintu dermaga dijaga polisi. Tapi Raida sabar menanti. Tujuh tahun sudah dia menjadi inang-inang pengangkut barang. Wajahnya pias. Tubuhnya lusuh. Di Tanjung Priok, perempuan asal Sidikalang, Sumatera Utara, itu ulang-alik memanggul barang. Cepat geraknya mengikat kotak-kotak, menggulung karpet. Lalu beban seberat 60-70 kilogram dihelanya sepenuh tenaga ke atas punggung.

Raida Boru Tampubolon namanya. Usianya 39 tahun. Sosoknya tipis, tak sampai 40 kilogram. Daya hidupnya adalah rahasia perempuan segala zaman: demi anak-anak yang mereka lahirkan, apa saja bisa ditempuh. Raida memanggul karung demi karung, karena di rumahnya hiduplah Leo, Eko, Febri, Yeni, dan Nova-kelima anak yang menantikan ibu mereka menghantarkan rezeki.

Suaminya, Gani Hutagaol, 49 tahun, hanyalah sopir tembak Metromini jurusan Priok - Mangga Dua - Kota. Bertujuh mereka mendiami satu gubuk liar di Tanah Merah Plumpang, Rawa Badak-yang sewaktu-waktu bisa digusur.

Uang tiga puluh ribu rupiah yang bisa didapatnya setiap hari amat tak seberapa. Tapi adakah pilihan lain? Si sulung telah mencapai SMA. Adik-adiknya tengah menyusul. Maka, Raida bersiteguh melawan banjir peluh, rasa letih, dan sakit yang merajam tubuh. Dengan wajah terbakar matahari, perempuan itu menunaikan hari-harinya dengan gagah perkasa.

Setiap kapal adalah rezeki. Tak peduli siang atau malam, Raida bergegas ke pelabuhan begitu bunyi peluit merobek udara. Ada kapal ke Kelud, ke Batam, atau Tanjung Pinang.... Ada pula Dobon Solo yang melayari Surabaya hingga Makassar....

Di pagar pelabuhan, Raida bersandar. Tubuhnya meleleh perlahan seperti lilin yang membakar diri demi cahaya bagi anak-anak yang telah ia lahirkan....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus