Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pekerjaan bidang digital marketing tengah diminati, salah satunya KOL specialist.
Kelas-kelas atau kursus digital marketing makin banyak pesertanya.
Profesi KOL specialist ini banyak dicari perusahaan hingga agensi.
Sudah sebulan terakhir, Pritha Wibisono punya kesibukan baru. Saban pagi dan malam, ia mengisi kelas-kelas pelatihan seputar digital marketing, terutama tentang key opinion leader (KOL) dan influencer. Kegiatan ini bakal jadi rutinitas Pritha sampai tiga bulan ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai profesional di bidang digital marketing selama lebih dari 10 tahun, Pritha diajak kerja sama oleh lembaga kursus Skill Academy untuk membuka kelas. Pesertanya, sejak batch pertama hingga kini masuk gelombang kedua, selalu terisi penuh sebanyak 75 orang. Bahkan, pendaftarnya sudah mencapai kuota maksimal hingga September. Imbasnya, Pritha pun diminta menambah kelas dalam sehari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya diminta mengisi tiga kelas langsung. Saya bilang, 'Mohon maaf bukan enggak bersyukur, tapi saya takut tipes'," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 5 Juli lalu.
Kelas pagi dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 dan berlanjut pada pukul 19.00-22.00 WIB. Karena dilaksanakan secara daring, pesertanya pun datang dari berbagai daerah. Tiap gelombang, kata Pritha, ada lima sesi yang wajib diikuti sampai selesai dan benar-benar paham. Judul kelasnya adalah memilih KOL dan influencer marketing.
Pritha menuturkan pekerjaan di bidang digital marketing kini tengah diminati masyarakat, khususnya para pencari kerja dan profesional yang ingin beralih karier. Salah satu profesi yang digandrungi adalah KOL specialist. Tugas seorang spesialis KOL adalah menjadi wadah atau fasilitator antara brand dan influencer.
Master Trainer Google Womenwill, Pritha Wibisono. Dok. Pribadi
Profesi ini diminati karena menawarkan gaji yang lumayan. Nominalnya pun bisa mencapai dua digit apabila menangani banyak kampanye pemasaran. Selain itu, keuntungan menjadi spesialis KOL adalah bisa memiliki jaringan yang luas ke berbagai jenama dan influencer. "Jadi sangat menarik. Banyak yang bilang KOL specialist saat ini menjadi salah satu dream job," tuturnya.
Impian bekerja sebagai spesialis KOL ini, menurut Pritha, tergambar dari kelas yang diampunya. Beberapa peserta kursus mulai tertarik dengan profesi ini ketika memasuki sesi keempat atau kelima. "Karena di modul kita ajarin. Kalau tertarik, caranya gimana, apa yang dipelajari, sampai ke sesi wawancara kita ajarin," kata Pritha.
Selain Pritha, pelatihan spesialis KOL yang diampu Dhika Putra Munggaran juga cukup banyak diminati. Di platform Kelas.work, misalnya, ada lebih dari 500 peserta yang mengambil kelas KOL management untuk social media marketing. Dhika sendiri yang menyusun kurikulum untuk kursus online tersebut.
Tarif normal kelas level pemula tersebut sebesar Rp 250 ribu. Paketnya berupa 12 chapter video pembelajaran, satu workbook, sertifikat, dan akses seumur hidup. Ini bukan proyek pelatihan pertama pria berusia 25 tahun itu. Sebelumnya, Dhika juga bekerja sama dengan Great Edu untuk membuat kelas selama dua bulan. "Aku isi tiap weekend. Tiap sesi ada 100-200 orang gabung," katanya.
Menurut Dhika, peminat kelas ini mayoritas diisi mahasiswa ataupun pencari kerja. Profesi KOL specialist ini banyak dicari perusahaan hingga agensi. Pasalnya, kata Dhika, tren pemasaran berubah ke arah digital. Dengan demikian, untuk meningkatkan trafik penjualan, perusahaan berbondong-bondong melakukan promosi digital. "Itulah kenapa KOL specialist muncul untuk memberikan angin segar dalam segi promosi," tuturnya.
Social media dan KOL specialist, Dhika Putra Munggran. Dok. Pribadi
Selain itu, untuk menjalani profesi ini, orang yang belum memiliki pengetahuan dasar marketing atau manajemen tidak perlu menempuh pendidikan formal. Mereka masih bisa belajar dari kursus online, seperti yang dilakukan Ade Fitriyani, yang merupakan lulusan hubungan internasional dan banting setir menjadi digital marketer. Perempuan berusia 25 tahun ini mengaku bahwa bidang digital marketing merupakan passion-nya.
Sejak duduk di bangku SMA, Ade sudah merintis bisnis online untuk menambah uang jajan. Tak sekadar berjualan, ia juga mengurus sendiri strategi pemasarannya dengan membuat konten. "Aku enggak ngerti bahwa dulu aku ngerjain digital marketing. Tahunya dagang buat nambah duit jajan," kata perempuan yang tinggal di Kebayoran Lama, Jakarta, ini.
Bisnis online ini sempat ia tinggalkan karena ingin berfokus pada ujian kelulusan. Setelah duduk di bangku kuliah, Ade dan temannya membuka usaha custom case. Usaha ini berjalan selama satu setengah tahun. Kebetulan, kata Ade, bidang digital marketing juga tengah naik daun. Bahkan, ada banyak penawaran kursus pemasaran digital. Karena tak mampu mengikuti kelas berbayar, Ade mengambil kursus gratis dari beberapa lembaga. Ia juga belajar sendiri lewat YouTube dan blog.
Untuk mendapatkan pengalaman di bidang digital marketing, Ade memutuskan menjalani program magang di sebuah startup. Pada tahun pertama masa pandemi itu, ia sudah menjadi mahasiswa semester delapan. Di perusahaan tempatnya magang, tugas Ade beririsan dengan pemasaran digital. Pengalaman ini pula yang membuat Ade serius terjun ke bidang tersebut hingga saat ini. Ia juga telah mencicipi berbagai cabang pekerjaan digital marketing, termasuk KOL specialist.
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo