Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat antara Komisi B dan Direksi Transjakarta berlangsung panas. Sejumlah anggota Dewan menyerang Dirut Transjakarta Mochamad Yana Aditya. Bertujuan membahas kecelakaan bus tapi panas gara-gara video tari perut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta marah dengan sikap Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Mochammad Yana Aditya. Dewan tak terima dengan sikap Yana yang tampak emosional saat rapat di Komisi B hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Komisi B, Sutikno, mengatakan Yana menakhodai PT Transjakarta, tapi justru menunjukkan sifatnya yang emosional. "Jangan menunjukkan emosional di sini. Ketahuan bahwa kamu tidak becus," kata dia di dalam ruang rapat Komisi B, Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 6 Desember 2021.
Sebelumnya, di hadapan para dewan, Yana bertanya siapa direksi PT Transjakarta yang bertemu dengan operator bus sambil menonton tari perut alias belly dance. Pertanyaan itu dilontarkan setelah anggota Komisi B, Adi Kurnia Setiadi, mengaku memiliki video yang menggambarkan pertemuan direksi dengan operator itu.
Sutikno lantas menganggap Yana tak bisa memimpin PT Transjakarta. Politikus PKB ini merasa Yana seorang pemimpin yang diktator, emosional, dan tak bisa menahan diri.
Anggota dewan lainnya, Wahyu Dewanto, tak terima koleganya diperlakukan seperti itu. Dia mempersoalkan tindakan Yana yang menginterupsi rapat tanpa meminta persetujuan Ketua Komisi B Abdul Aziz. Menurut politikus Partai Gerindra itu, pimpinan rapat telah mengatur cara berbicara setiap orang yang hadir.
"Saya baru tau model macam direksi seperti ini. Begini ya Pak Riyadi (Pelaksana tugas Kepala BP BUMD) cara perekrutannya," ujar dia.
Sementara itu, Adi berpendapat, Yana tak berakhlak. Dia menilai Yana harus diganti. "Kalau anda punya sifat, akhlak yang kurang baik dan keras, anda salah alamat," ujar politikus Partai Gerindra itu.