Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Setiap kota dan kabupaten di Ibu Kota hanya mendapat jatah 2.000 rapid test kit.
Hanya kelurahan yang memiliki permukiman kumuh yang masuk program rapid test.
Setiap kelurahan dengan permukiman kumuh mendapat jatah 200 rapid test kit.
JAKARTA – Pelaksanaan tes cepat (rapid test) Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di permukiman padat Jakarta akan digelar secara bertahap hingga pekan ketiga Juni 2020. Setiap wilayah hanya mendapat jatah 2.000 unit alat tes cepat untuk disebar di sepuluh kelurahan yang memiliki permukiman padat dan kumuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Karena keterbatasan alat, kami seleksi (lokasi yang akan dites) agar tepat sasaran dan bisa memberikan pemetaan untuk penanganan Covid-19 di permukiman padat,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Yudi Dimyati, kemarin. “Jadi, setiap kelurahan hanya dapat 200 alat rapid test.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Yudi, penyeleksian lokasi ditetapkan oleh suku dinas kesehatan masing-masing wilayah. Setelah lokasi tes ditentukan, petugas kemudian membagikan alat tes berdasarkan kelompok usia dan kelompok tertentu, yaitu 120 unit rapid test kit untuk usia 15-60 tahun dan 40 unit untuk usia di atas 60 tahun. “Sebanyak 40 alat rapid test lagi untuk warga dengan penyakit penyerta,” ujar Yudi.
Di Jakarta Utara, kata Yudi, setiap pekan petugas akan menggelar tes cepat di dua kelurahan. Pada pekan pertama, tes direncanakan di RW 01 Sunter Agung dan RW 17 Pegangsaan. Sedangkan pada pekan ini, tes digelar di salah satu RW di Kelurahan Pademangan Barat dan Kelurahan Tugu Utara.
Sejauh ini, kata Yudi, tes cepat baru bisa menjangkau 159 penduduk di RW 01 Sunter Agung dengan hasil reaktif pada tujuh warga. Untuk menindaklanjuti temuan itu, Suku Dinas Kesehatan telah menggelar uji swab pada 23 orang yang berinteraksi dekat dengan tujuh orang tersebut. Mereka adalah anggota keluarga inti dan tetangga terdekat.
Adapun di RW 17 Pegangsaan, tes cepat baru bisa menjangkau 100 orang yang laporan resminya belum diterima oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. “Baru disampaikan (secara) lisan, ada tiga yang hasilnya reaktif,” kata Yudi.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristy Wathini mengatakan sudah merencanakan tes cepat pada Mei dan Juni 2020. Setiap bulan ditargetkan menjangkau lima kelurahan. Hingga saat ini, pelaksanaan tes baru dimulai di Kelurahan Kebon Jeruk dan Kelurahan Grogol. “Total hanya 10 kelurahan yang masuk kategori zona merah,” kata dia.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari juga mengklaim hanya mendapat instruksi untuk menggelar tes cepat di sepuluh kelurahan yang memiliki permukiman kumuh. Menurut dia, tes cepat baru bisa dilaksanakan di RW 07 dan 09 Kelurahan Kebon Kacang. “Hanya 180 alat yang terpakai, tapi hasilnya ada 24 orang yang reaktif,” kata Erizon.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, total pelaksanaan tes cepat di seluruh Ibu Kota sudah menjangkau 99.216 orang dengan hasil 3.804 orang dinyatakan reaktif Covid-19. Menurut dia, persentase hasil reaktif pada tes cepat itu hanya 4 persen. Selain itu, mereka yang reaktif saat tes cepat tidak semua terbukti positif Covid-19 dalam uji laboratorium.
“Untuk tes PCR pada 15 Mei 2020 dilakukan pada 1.065 orang (berasal dari proses tes cepat dengan hasil reaktif dalam periode sepekan terakhir) dengan hasil 116 positif dan 949 negatif," kata Widyastuti.
Kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota masih naik 127 orang menjadi 5.922 orang. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal dan sembuh masing-masing bertambah dengan angka yang sama, yaitu tiga orang. Jumlah pasien positif yang sembuh mencapai 1.295 orang dan meninggal 478 orang.
FRANSISCO ROSARIANS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo