Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Retak Setelah Panen Raya

Partai-partai bergejolak setelah Jokowi menduetkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo. Dua koalisi goyah.

19 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua umum partai PKB  Muhaimin Iskandar saat meresmikan Sekretariat Bersama (Sekber) di Menteng, Jakarta. 23 Januari 2023. Tempo/Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Prabowo bertemu dengan Muhaimin setelah panen raya di Kebumen.

  • Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya menagih komitmen Prabowo berpasangan dengan Muhaimin.

  • Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya goyah setelah Jokowi menduetkan Prabowo dengan Ganjar.

DATANG ke hajatan pernikahan anak bungsu Agoes Ali Masyhuri di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Ahad, 12 Maret lalu, Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar duduk bersila berhadap-hadapan. Sahibulhajat menyuguhi Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu rawon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah menyantap makanan khas Jawa Timur itu, Prabowo memberikan tablet suplemen kesehatan kepada Agoes Ali, pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat. “Ini khusus untuk yang sepuh saja,” kata Prabowo sambil melirik Muhaimin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKB Jawa Tengah Yusuf Chudlori, yang hadir dalam pertemuan, mengatakan bahwa Prabowo mencoba mencairkan suasana pertemuan yang dihadiri enam orang dari Partai Gerindra dan PKB itu. Hubungan kedua partai yang bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya itu memanas belakangan ini. 

Pemicunya adalah manuver Presiden Joko Widodo menampilkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam satu bingkai saat panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, sepekan sebelumnya. Para kader PKB heboh karena itu sinyal Jokowi atau Prabowo meninggalkan Muhaimin.

Dalam pertemuan Sidoarjo yang berlangsung selama satu jam, Yusuf mengatakan, Muhaimin beberapa kali menyinggung pencomblangan Prabowo-Ganjar itu. Kepada Prabowo, Muhaimin menagih komitmen Gerindra maju bersama PKB dalam pemilihan presiden 2024. Muhaimin menginginkan Prabowo segera mengumumkan dirinya sebagai calon wakil presiden sebelum Idul Fitri 2023. “Kalau memang menjadi calon wakil presiden, dia akan mengumpulkan dewan pimpinan di seluruh Indonesia,” ujar Yusuf.  

Desakan kepada Prabowo juga datang dari Ali Masyhuri. Kawan lama Prabowo tatkala tinggal di Yordania itu mengingatkan, kiai-kiai di Jawa Timur menginginkan Menteri Pertahanan tersebut berpasangan dengan Muhaimin. Merujuk hasil Ijtima Ulama Nusantara yang diumumkan Dewan Syura pada pertengahan Januari lalu, PKB telah memberikan mandat kepada Muhaimin menjadi pemimpin nasional 2024. “Pokoknya Cak Imin harus budhal (maju),” kata Gus Ali, ditirukan Yusuf. 

PKB mengklaim suara konstituennya di Jawa Timur akan mendongkrak elektabilitas Prabowo di provinsi itu. Jika Prabowo tak berduet dengan Muhaimin, PKB akan mundur dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. “Kalau Prabowo jadi dengan Ganjar, PKB checkout,” ucap Yusuf. 

Lima hari setelah bertemu dengan Prabowo di Sidoarjo, Muhaimin mengatakan partainya akan bersikap keras apabila Gerindra putar arah memasangkan ketua umumnya dengan orang lain. PKB, kata Muhaimin, tak berminat mendukung pencalonan Prabowo-Ganjar meski perolehan suara Gubernur Jawa Tengah itu unggul di beberapa tempat.  

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menuturkan, keputusan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya perihal nama calon presiden dan wakil presiden belum final. “Sejauh ini calon wakil presiden terkuat masih Muhaimin Iskandar,” ujarnya pada Rabu, 14 Maret lalu.

Kasak-kusuk menduetkan Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo berembus pula di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan tersebut menjadi sekoci Joko Widodo mengusung Ganjar jika nama itu tak dideklarasikan sebagai calon presiden PDI Perjuangan. 

Di sela-sela rapat para menteri sepanjang pekan lalu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sempat menanyakan keseriusan duet Prabowo-Ganjar kepada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. “Diskusi cair, tidak bahas secara detail,” kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi saat ditemui di Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Maret lalu. 

Ketua Umum Partai Golkar Arilangga Hartarto bergandengan tangan bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa usai melakukan pendaftaran partai politik calon peserta Pemilu 2024 di gedung KPU, Jakarta, 10 Agustus 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Kabar duet Prabowo-Ganjar menjadi penting bagi PAN. Sebab, partai ini mendukung Ganjar sebagai salah satu calon presiden 2024 sesuai dengan hasil rapat kerja nasional 2022. Pertengahan Februari lalu, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Pemilu PAN di Semarang, Zulkifli Hasan bahkan mengatakan partainya mendukung pasangan Ganjar dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. 

Menteri Perdagangan itu menyiratkan dukungannya dalam larik sebuah pantun: “Jalan-jalan ke Simpang Lima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, insya Allah Indonesia tambah jaya.” Bukan hanya pantun, dalam acara rapat koordinasi nasional itu terpacak pula spanduk-spanduk dukungan untuk Ganjar dan Erick. 

Dukungan PAN terhadap Ganjar tampaknya tak sejalan dengan Golkar. Politikus Partai Golkar, Firman Soebagyo, mengatakan sejak awal partainya mengusung Airlangga sebagai calon presiden. KIB juga sudah bersepakat tidak tergesa-gesa menetapkan nama pasangan calon presiden dan wakilnya jika belum terjadi kesepakatan.  

Empat sumber Tempo di KIB dan satu orang petinggi partai pendukung pemerintah mengatakan koalisi tersebut jalan di tempat lantaran Airlangga tak kunjung melunak soal calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung Golkar. Padahal survei internal koalisi memperlihatkan elektabilitas ketua umum partai beringin itu tak sampai 1 persen. 

Walhasil, mesin-mesin partai ogah-ogahan menyundul popularitas Airlangga karena kenaikannya tak signifikan. Politikus Partai Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengatakan semua partai sedang saling intip dalam mencari peluang koalisi. Akibatnya, partai terkesan jalan sendiri-sendiri dan melupakan koalisi.

Sementara PAN mulai mengangkat pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir, PPP belakangan dikabarkan menjajaki koalisi dengan PDIP. Pada awal Maret lalu, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mendatangi rumah Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Menurut Romahurmuziy, Hasto menawarinya bergabung dengan koalisi dalam pemilihan presiden. Adapun Hasto menyebut kunjungan Rommy—panggilan Romahurmuziy—sebagai kunjungan tetangga.

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan banyak partai kecil sedang membaca peta koalisi partai-partai yang suaranya mendominasi, seperti PDIP. Beberapa partai, kata dia, menunggu-nunggu keputusan koalisi partai banteng. “Apa yang diputuskan PDIP akan mengubah lanskap,” tuturnya, Kamis, 16 Februari lalu.  

Dua sumber di lingkup internal anggota KIB mengatakan, meski sedang goyah di tengah manuver politik, para petinggi partai koalisi yang dibentuk pada Agustus 2022 itu masih bertemu secara informal. Apalagi nanti saat Ramadan atau menjelang Lebaran pada Maret-April 2023.

Membantah KIB diam di tempat, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menuturkan pembicaraan antar-petinggi partai sudah menjajaki tahap pembahasan deklarasi calon presiden dan wakil presiden. Dalam waktu dekat, KIB akan mengumumkan kriteria-kriteria calon presiden 2024 yang akan diusung oleh ketiga partai. “Ini pembahasan level ketua umum secara musyawarah. Kami menunggu diskusi itu,” kata Eddy, Kamis, 16 Maret lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus