WANITA bisa 26 kali hamil, ternyata, bukan cerita mustahil. Ini dialami Nyonya Marmi, 53 tahun, warga Desa Plosorejo, Sragen, Jawa Tengah. Sehari-hari berjualan beras, ibu yang berperawakan subur itu kawin dengan Citro Sumarno pada 1950. Waktu itu, usianya 14 tahun dan suaminya 23 tahun. "Sekalipun dia masih gadis kecil waktu saya nikahi, eh, dia rupanya produktif. Baru setahun, sudah melahirkan," cerita Citro kepada Heddy Lugito dari TEMPO. "Begitu tiap tahun, susul-menyusul anak-anak seterusnya," tambah pensiunan pegawai Kantor Koperasi Kabupaten Sragen itu. Dari 26 kali hamil itu, "Saya mengalami keguguran delapan kali," kata Nyonya Marmi Citro. Jadi, selebihnya aman dan selamat, yang terdiri dari sembilan laki-laki dan sembilan perempuan. "Tapi, kini, yang hidup tinggal 17, yakni delapan pria dan sembilan wanita, karena yang satu meninggal waktu umur dua tahun," tutur Nyonya Marmi pula. Sedangkan jumlah cucunya 18 orang. Pada zamannya itu, memang, belum ada KB. Namun, Nyonya Marmi sudah berusaha menyetop kelahiran dengan alasan letih. Mereka mencoba berobat ke dukun. "Eh, masih lahir juga," katanya. Tapi, kata Marmi lagi, "Meskipun anak saya banyak, tak pernah kekurangan makan, karena anak adalah titipan Tuhan, yang sudah dicadangkan rezekinya." Dengan keyakinan serupa itulah 'pasukan kecil'-nya digembala dengan sabar. "Waktu mereka kecil-kecil dulu, saya ini mirip guru taman kanak-kanak. Tiap pagi, pada jam berangkat sekolah, mereka antre minta sangu," kenang ibu yang tak tamat SD itu. "Sedangkan buat sarapan mesti disiapkan 17 piring dengan lauk-pauk yang cukup, agar jangan sampai berebutan," tambahnya tersenyum. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini