Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cerita ini terungkap dalam kesaksian Soebandrio di sidang Mahkamah Militer Luar Biasa, Oktober 1966. Menurut dia, Gilchrist hendak mengirim dokumen berklasifikasi sangat rahasia tertanggal 24 Maret 1965 itu kepada pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris setingkat Menteri Muda, Sir Harold Cacia. Isinya catatan pembicaraan Gilchrist dengan Duta Besar Amerika di Jakarta, Howard P. Jones, tentang persiapan operasi militer di Indonesia. Salah satu kalimat dalam dokumen itu berbunyi: "Rencana ini cukup dilakukan bersama 'our local army friends'."
Sukarno curiga itu plot untuk membunuhnya. Maklum, Indonesia tengah bertikai dengan Inggris lantaran propaganda ganyang Malaysia. Sementara itu, di lingkaran tentara tengah beredar isu dewan jenderal yang hendak menggulingkan dia.
Pengamat intelijen Kenneth Conboy dalam bukunya, Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia, menulis, Sukarno menganggap draf tersebut bukti kuat adanya rencana Inggris untuk membunuhnya sebelum Konferensi Asia-Afrika II di Aljazair, Juli 1965.
Gara-gara kudeta tentara Aljazair, konferensi batal. Dugaan Sukarno tak terbukti.
Tapi peristiwa 30 September 1965, disusul jatuhnya Sukarno dan pembantaian ratusan ribu anggota Partai Komunis Indonesia, mengingatkan orang pada dokumen itu. Baskara T. Wardaya, sejarawan dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, mengatakan "dokumen Gilchrist" menguatkan dugaan bahwa Inggris ingin menggulingkan Sukarno karena menentang rencana pembentukan Federasi Malaysia. "Sudah menjadi persepsi umum Inggris mendukung perwira Angkatan Darat," katanya.
Dalam manuskripnya berjudul Kesaksianku tentang G-30-S yang tak sempat diterbitkan, Soebandrio mengaku menerima konsep telegram itu lewat pos di rumahnya di Menteng, Jakarta, pada 25 Mei 1965. Dalam surat pengantar, pengirim misterius itu menjelaskan bahwa draf tersebut ditemukan saat aktivis kiri menyerbu vila Kepala Perwakilan Asosiasi Perfilman Amerika di Indonesia, Bill Palmer, di Bogor.
Soebandrio yakin draf tersebut milik Gilchrist, yang sengaja dibocorkan untuk memancing gerakan pendukung Sukarno dan reaksi TNI Angkatan Darat, persis seperti yang telah terjadi. Pihak Inggris menyangkal. John Grandy, panglima angkatan perang Inggris untuk Timur Jauh pada 1960-an, mengatakan tuduhan Indonesia itu "omong kosong belaka".
Belakangan, muncul dugaan lain. Dalam buku Anatomy of the Jakarta Coup: October 1, 1965, sejarawan Cekoslovakia, Victor Fic, menulis "dokumen Gilchrist" sebetulnya bagian dari operasi Palmer buatan intelijen negaranya dan Soviet. Operasi ini digagas Mayer Louda dari Departemen D, Dinas Intelijen Cekoslovakia, di Praha pada 1964 untuk menyabotase kepentingan Amerika Serikat di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo