Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
REZEKI tak ada pintunya, kata orang. Bahkan tak terduga-duga bisa saja teronggok langsung di depan pintu, seperti dialami tiga penduduk perkampungan kumuh di Lingkungan I Kelurahan Turi di Blitar, Jawa Timur. Mereka adalah Mbok Ritun, 48 tahun, Slamet Sipan, 32 tahun. dan Suratmi, 35 tahun. Kisahnya begini. Suatu pagi akhir Jul barusan, Ritun yang rutin menyapu halamannya terkesiap mendapatkan ada bungkusan plastik lusuh tergeletak di muka pintu rumahnya. Deg-degan dia buka Isinya uang logam. Terdiri dari pecahan Rp 5 dan Rp 10 Dia hitung. Jumlahnya Rp 6.000. Akan halnya Slamet Sipan, sehari-hari tukang cat, pun punya pengalaman sam dengan jirannya: ia menemukan kantung plastik berisi uang receh Rp 2.000. Sedangkan Suratmi yang tukang cuci pakaian ketiban receh sejumlah Rp 5.000. Belum sempat ketiganya saling mengusut mimpi apa tadi malam, rezeki misterius itu ternyata punya buntut serius. Sebab, tak kurang dari Kepala Desa Turi, Suprayitno sampai melaporkannya ke Polres Blitar Gawat. Ada apa kiranya? Di kantun plastik itu tertera tulisan yang dicoretka dengan spidol. Bunyinya: "PDI". Apa iya ini kedermawanan PDI? "Tal masuk akal PDI menabur-nabur uang, apa PDI gudangnya uang?" sanggah Eddy Irianto kepada Zed Abidien dari TEMPO Sekretaris DPC PDI Blitar itu lebih jauh mengungkapkan bahwa, menurut pengusutan polisi, tak ditemukan adanya indikasi kaitan politik dalam urusan uang iniEd Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo