Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF Rusli Abdullah mengatakan seharusnya bukan DKI Jakarta saja yang bisa ekspor beras ke Arab Saudi. Alasannya, Indonesia sudah surplus beras sejak 2018.
Rusli mengatakan, Indonesia tercatat terus mengalami surplus hingga data terakhir pada 2021 mencapai 1,3 juta ton. Kondisi surplus beras ini pun menurutnya telah dikonfirmasi secara alami dengan tidak adanya gejolak yang signifikan terhadap kondisi harga beras di dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Secara nasional kan kita sudah surplus beras, 2018, 2019, 2020, 2021, ditandai juga dengan tidak adanya gejolak harga beras kan," kata dia saat dihubungi, Senin, 23 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apalagi data stok beras, khususnya data produksi juga saat ini sudah lebih akurat dengan adanya metode Kerangka Sampel Area (KSA). Dengan demikian, seharusnya wilayah-wilayah lain di Indonesia yang produksi berasnya melimpah memang seharusnya juga bisa ekspor seperti Jakarta.
"Jadi sejak adanya data beras yang lebih akurat, di kita itu beras itu datanya sudah lebih valid, sehingga kita tahu kapan kita surplus atau tidak, ternyata surplus," ucap Rusli.
Poin penting dari keberhasilan DKI Jakarta bisa ekspor beras ke Arab Saudi, menurut Rusli adalah kemampuannya untuk mengelola stok beras meskipun tidak bisa memproduksi. Beras yang dieskpor Jakarta melalui BUMD PT Food Station Tjipinang ke Arab Saudi ini dipasok dari Indramayu, Jawa Barat.
"Nah di sini pelajaran baiknya, Pemprov Jakarta bisa melalui BUMD-nya berarti daerah-daerah lain yang penghasil beras, lumbung beras, itu bisa. Misal di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, bisa meniru," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin pelepasan ekspor 1 kontainer produk beras FS Yasamin ke Riyadh, Arab Saudi, Jumat, 20 Mei 2022. Ekspor 19 ton beras ini, menurut dia, sangat bersejarah karena baru pertama dilakukan dari Jakarta ke Arab Saudi.
Ekspor beras ini merupakan hasil kerja sama antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station dengan PT AL Raqeeb Universal Group. Beras ini diekspor dari Gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Komplek Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
"Ini adalah peristiwa bersejarah karena untuk pertama kalinya kami mengekspor beras ke Saudi Arabia," kata dia dikutip dari siaran pers, Jumat, 20 Mei 2022.
Beras ekspor PT Food Station Tjipinang Jaya ke Arab Saudi itu bertipe bulir panjang atau long grain dengan varietas IR-64 Ciherang. Budi daya beras tersebut ditanam di Indramayu, Jawa Barat dan dipanen pada awal 2022.
"Pelepasan ekspor beras FS Yasamin sebanyak 1 kontainer 20 feet ke Riyadh Arab Saudi hari ini adalah penanda bahwa produk FS Yasamin dapat diterima dan diserap di pasar internasional, khususnya Arab Saudi," ucap Anies Baswedan.
Baca juga: Peneliti INDEF: Jangan Heran Jakarta Ekspor Beras ke Arab Saudi