Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Saat <font color=#FF0099>Sineas Perempuan</font><font color=#009999> Berkata</font>

Dari Teheran hingga Jakarta, lalu kita ke pelosok Cibinong atau Yogyakarta. Dari Inggris hingga Karachi, lalu kita menemukan hal yang sama. Perempuan masih memiliki cerita yang selalu ditimbun di dalam dada. Kali ini Jakarta International Film Festival menayangkan Persepolis karya novelis grafis Marjane Satrapi sebagai pembukaan, dan Chants of Lotus karya empat sutradara perempuan Indonesia sebagai penutup. Perempuan bukan berbicara soal tubuh (yang disiksa) atau anak (yang diculik dan dipaksa kawin), bukan cuma persoalan pemerkosaan atau HIV, tapi juga perang dan korban perang. Tempo kali ini mengisahkan para perempuan yang bercerita.

10 Desember 2007 | 00.00 WIB

Saat <font color=#FF0099>Sineas Perempuan</font><font color=#009999> Berkata</font>
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Stevie Wonder, Julio Iglesias, Pink Floyd. Mata si kecil Marjane mendelik. Ia mendekati jejeran lelaki di sebuah jalan di Teheran yang berjualan kaset-kaset rock dan pop secara diam-diam, seolah mereka menjual heroin. ”Mau apa…? Iron Maiden?”

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus