Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.

2 November 2018 | 15.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak mengukur tinggi badan. answcdn.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Stunting atau kekerdilan pada anak-anak masih banyak ditemui di Indonesia. Jika tak ditangani dengan baik, hal ini dapat mengancam kualitas sumber daya manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2013, sebanyak 37 persen anak-anak berusia di bawah 5 tahun atau sekitar 9 juta anak Indonesia mengalami stunting. Populasi stunting terbesar terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahli gizi Marudut Sitompul menyebut bahwa nutrisi menjadi salah satu faktor terpenting dalam mengatasi permasalahan kesehatan ini. Asupan gizi yang memadai menjadi keharusan bagi para ibu hamil.

Jika tidak, hal ini berpotensi menyebabkan rendahnya kualitas kelahiran, termasuk bayi dengan berat badan rendah sehingga proses pertumbuhannya dapat terhambat.

Para bayi yang baru lahir juga perlu dipastikan menerima asupan gizi yang baik. Dengan demikian, proses tumbuh dan kembang mereka selama usia emas dapat optimal.

Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting. Sosialisasi asupan gizi yang cukup, termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah bayi lahir penting dilakukan. Selain itu, konsumsi susu atau produk susu sebagai makanan pelengkap bagi anak berusia di atas 1 tahun juga dapat menjadi salah satu alternatif.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, susu masuk ke dalam kelompok lauk-pauk sumber protein bersama ikan, telur, unggas, daging, dan kacang-kacangan serta olahannya (tahu dan tempe).

Marudut mengatakan susu merupakan pangan yang kaya zat gizi yang dibutuhkan untuk melengkapi zat gizi yang diperoleh dari makanan. Berbagai zat gizi yang terdapat dalam segelas susu dapat memberi manfaat bagi manusia di setiap tahap kehidupannya.

“Pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, tahap tumbuh-kembang yang sangat penting dalam menentukan sumber daya manusia di masa yang akan datang adalah pembentukan jaringan otak,” katanya.

Selain itu, protein yang berkualitas baik diperlukan untuk membentuk protein otak. Susu dapat membantu memasok kebutuhan protein dan lemak yang dibutuhkan tubuh sehingga kebutuhan zat gizi tersebut dapat terpenuhi.

Selain sebagai sumber protein yang baik untuk tumbuh kembang anak, kandungan kalsium pada susu baik untuk pertumbuhan tulang.

“Pada masa kanak-kanak, susu dapat memasok energi untuk aktifitas sehari-hari serta protein dan kalsium untuk pertumbuhan yang optimal,” kata Marudut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus