Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KERINGAT menetes di wajah perempuan bule itu. Kaus hitam yang berbalut kemeja putih basah oleh peluh. Tapi ia seperti tak peduli pada teriknya matahari di Candi Penataran, Blitar, Jawa Timur, Ahad dua pekan lalu. Ia juga tak peduli akan keriuhan 300-an pelajar dan pelukis profesional yang menggambar relief candi. Perempuan itu terus mengelilingi seluruh candi. Dia asyik memotret relief dan membuat catatan di bukunya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo