Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Satu Umpan Dua Kakap

11 November 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA 2010, PT Adhi Karya mengejar dua proyek kakap, yaitu pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga nasional di Bukit Hambalang, Bogor, serta gedung Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan. Perusahaan konstruksi pelat merah itu diduga menebarkan sogokan ke semua lini.

2008
Badan Urusan Rumah Tangga DPR menyusun grand design kawasan DPR RI. Sekretariat Jenderal DPR melelang proyek consultant review masterplan, analisis lingkungan, dan audit struktur gedung, yang menghasilkan block plan kawasan Senayan.

2010

21-23 Mei
Kongres Partai Demokrat di Bandung.

Tempat: Singapura
Waktu: Pertengahan 2010

Peserta:

  • M. Nazaruddin (Partai Demokrat)
  • Anas Urbaningrum (Partai Demokrat)
  • Priyo Budi Santoso (Partai Golkar)
  • Olly Dondokambey (PDI Perjuangan)
  • Setya Novanto (Partai Golkar)
  • Isi pertemuan: Membicarakan perusahaan calon penggarap proyek.

    10 Desember
    Kontrak proyek Hambalang diteken pejabat pembuat komitmen dari Kementerian Olahraga, Deddy Kusdinar, dan Kepala Divisi Konstruksi PT Adhi Karya, Teuku Bagus Muhammad Noor.

    28 Desember

  • Konsorsium Adhi-Wika menerima pembayaran uang muka Rp 217 miliar.
  • Transfer Rp 13,3 miliar dari konsorsium ke PT Dutasari Citralaras milik istri Anas Urbaningrum.
  • Transfer Rp 12,39 miliar dari konsorsium ke PT Adhi Karya.
  • Transfer Rp 6,92 miliar dari konsorsium ke PT Wijaya Karya.

    Tempat: Ruangan Marzuki Alie, gedung DPR
    Waktu: Akhir 2010

    Peserta:

  • Marzuki Alie (Partai Demokrat)
  • Teuku Bagus Muhammad Noor
  • Isi pertemuan: Membicarakan kemungkinan Adhi Karya berkongsi dengan PT Pembangunan Perumahan sebagai penggarap proyek.

    2011

    Tempat: Restoran Nippon Kan, Hotel Sultan, Jakarta
    Waktu: Akhir 2010-awal 2011

    Peserta:

  • Teuku Bagus Muhammad Noor
  • Pius Lustrilanang (Gerindra)
  • M. Ichlas El Qudsi (PAN)
  • Josef A. Nae Soi (Golkar)
  • Iskandar D. Syaichu (PPP)
  • Rendy M. Affandy Lamadjido (PDIP)
  • Isi pertemuan: Pembahasan fee proyek.

    14 Maret
    Tender proyek gedung DPR dibuka. Delapan perusahaan mendaftar:

  • Konsorsium Adhi-Wika
  • PT Nindya Karya
  • PT Pembangunan Perumahan
  • PT Jaya Konstruksi
  • PT Hutama Karya
  • PT Waskita Karya
  • PT Duta Graha Indah
  • PT Tiga Mutiara

    14 April
    Empat peserta dinyatakan lulus ke tahap selanjutnya:

  • Konsorsium Adhi-Wika
  • PT Pembangunan Perumahan
  • PT Waskita Karya
  • PT Duta Graha Indah

    21 April
    Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Mindo Rosalina Manulang dan Wafid Muharam dalam kasus suap Wisma Atlet SEA Games XXVI Palembang.

    23 Mei
    Marzuki Alie mengumumkan pembatalan pembangunan gedung DPR.

    Juni
    Direktur Utama PT Dutasari Citralaras Mahfud Suroso menyerahkan dua lembar cek senilai Rp 21 miliar ke Adhi Karya.

    Bon Penyamar Suap

    SETELAH menerima uang muka proyek Hambalang Rp 217 miliar pada akhir Desember 2010 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, konsorsium Adhi-Wika segera menyalurkannya ke tiga arah: PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, dan PT Dutasari Citralaras. Transfer ke perusahaan induk sebagian digunakan untuk menutup sogokan yang ditebarkan sebelum konsorsium terbentuk. Pengeluaran untuk suap ini dicatat dalam "bon sementara" sebagai "pembayaran kepada vendor".

    Lain waktu, duit untuk menutup "bon sementara" itu berasal dari subkontraktor. Duit Hambalang berkelindan dengan suap proyek gedung Dewan.

    Pengeluaran Adhi Karya

    I. Hambalang Rp 12,39 miliar

  • Wafid Muharam Rp 6,5 miliar
  • Mahyudin Rp 500 juta
  • Adirusman Dault Rp 500 juta
  • Olly Dondokambey Rp 2,5 miliar
  • Aliran: Kemenpora > Konsorsium > Adhi Karya

    II. Gedung DPR dan lain-lain Rp 21 miliar

  • Anas Urbaningrum Rp 2,01 miliar
  • Pius Lustrilanang dan kawan-kawan Rp 1,5 miliar
  • Andi Mallarangeng Rp 750 juta
  • Rekanan proyek madrasah internasional di Batam yang batal Rp 1,3 miliar
  • Munadi Herlambang Rp 500 juta
  • Aliran: Kemenpora > Konsorsium > PT Dutasari Citralaras > Adhi Karya

    Gedung dengan Rencana Plinplan

    SEBANYAK 560 anggota DPR berkantor di Gedung Nusantara 1, yang tingginya 24 lantai. Menempati ruangan seluas 32 meter persegi, setiap anggota Dewan didampingi seorang sekretaris dan dua anggota staf ahli.

    Versi DPR periode lama

  • Tinggi gedung: 27 lantai
  • Luas total bangunan: 120 ribu meter persegi
  • Luas tiap ruangan: 64 meter persegi
  • Kapasitas tiap ruangan: 1 anggota DPR, 1 sekretaris, 2 anggota staf ahli, 1 asisten pribadi
  • Biaya: Rp 1,6 triliun

    Versi DPR periode baru

  • Tinggi gedung: 36 lantai
  • Luas total bangunan:
  • 161 ribu meter persegi
  • Luas tiap ruangan: 120 meter persegi (ditambah ruang rapat kecil, kamar istirahat, kamar mandi/toilet, dan ruang tamu)
  • Kapasitas tiap ruangan: 1 anggota DPR, 1 sekretaris, 5 anggota staf ahli, 1 asisten pribadi
  • Biaya: Rp 1,8 triliun

    Versi setelah diprotes publik

  • Tinggi bangunan: 36 lantai
  • Luas total bangunan:
  • 156.680 meter persegi
  • Luas tiap ruangan:
  • 111,1 meter persegi
  • Biaya: Rp 1,16 triliun
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus