SEGALA sesuatunya kini lancar. Pemda dan Kantor Wilayah Depkes
Jawa Barat merestui, sehingga hanya menunggu izin dari
Departemen Kesehatan. Ditambah lagi, tak disangka-sangka, datang
pula sumbangan uang Rp 132 juta dari Arab Saudi.
Maka Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Sukabumi boleh melanjutkan
proyeknya. Yaitu mendirikan rumah sakit di Desa Cibatu (5 km
dari Kota Sukabumi). Rencananya di KS itu akan tersedia 200 buah
tempat tidur, kamar bedah, laboratorium dan perlengkapan lain.
Masyarakat Sukabumi, khususnya umat Islam, sudah lama
bercita-cita merniliki sebuah RSI. Sebab kapasitas RSU Syamsudin
SH, dengan 230 tempat tidur, dianggap belum memadai untuk
melayani penduduk Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 1,5 juta
jiwa.
Tahun 1950-an organisasi Islam Muhammadiyah pernah merencanakan
menbagun RSI segitu pula organisasi dan yayasan lain pernah
mencoba. Tapi semua kandas. Tentu saja tersandung pada
kelangkaan biaya. Lalu, akhir 1979. Yayasan RSI berhasil
meletakkan batu pertama. Biaya ketika itu direncanakan Rp 600
Juta. Dana tersebut, menurut Sekreraris Umum Yayasan RSI,
Nawawi, dikumpulkan dari sumbangan dan sedekah umat.
Perihal pembangunan gedung rumah sakit, misalnya pengurusan izin
pembagunannya, berjalan baik. Diperlicin lagi dengan sedekah
dari Arab Saudi. "Insya Allah dalam beberapa bulan ini bangunan
sudah berfungsi," ujar Nawawi.
Salah Paham
Yang agak seret izin pengoperasiannya. Pemda Sukabumi mula-mula
menyetujui dan memberi rekomendasi. Tapi tiga hari setelah itu,
29 Juli tahun lalu, supati Sukabumi menyusuli suratnya dengan
kalimat yang lain lagi "Sementara ini kami belum bisa
mengabulkan permohonan . . . sampai segala sesuatu yang
berhubungan dengan rencana pembangunan gedung dan perizinan
pendirian RSI tersebut diselesaikan . . ."
Terjadi sedikit ketegangan antara pengurus yayasan dengan Pemda.
Sampai ada yang menghubungkan kemacetan izin tersebut dengan
soal politik kebetulan RSI dibangun di Desa Cibatu yang terkenal
sebagai basis PPP. Syukur urusan jadi jernih setelah Kanwil
Depkes Ja-Bar mengutus dr. Rustandi MPH untuk mengecek segala
sesuatunya. Sekarang, kata Rustandi, "masalahnya sudah
selesai--karena sebelumnya hanya salah paham saja."
Apalagi Yayasan RSI juga memang tak bermaksud apa-apa. "Motif
kami cuma amal saleh . . ." kata Ketua II Yayasan RSID.
Iskandar. Dibangun di Cibatu, bukan karena di sana basis PPP,
tapi di situ penduduknya padat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini