Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sebuah Rumah Sakit Di Cibatu

Pembangunan R.S Islam di Cibatu, mendapat bantuan dari Arab Saudi. Rumah sakit fasilitas memadai, meskipun sebelumnya tak begitu licin.

5 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEGALA sesuatunya kini lancar. Pemda dan Kantor Wilayah Depkes Jawa Barat merestui, sehingga hanya menunggu izin dari Departemen Kesehatan. Ditambah lagi, tak disangka-sangka, datang pula sumbangan uang Rp 132 juta dari Arab Saudi. Maka Yayasan Rumah Sakit Islam (RSI) Sukabumi boleh melanjutkan proyeknya. Yaitu mendirikan rumah sakit di Desa Cibatu (5 km dari Kota Sukabumi). Rencananya di KS itu akan tersedia 200 buah tempat tidur, kamar bedah, laboratorium dan perlengkapan lain. Masyarakat Sukabumi, khususnya umat Islam, sudah lama bercita-cita merniliki sebuah RSI. Sebab kapasitas RSU Syamsudin SH, dengan 230 tempat tidur, dianggap belum memadai untuk melayani penduduk Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 1,5 juta jiwa. Tahun 1950-an organisasi Islam Muhammadiyah pernah merencanakan menbagun RSI segitu pula organisasi dan yayasan lain pernah mencoba. Tapi semua kandas. Tentu saja tersandung pada kelangkaan biaya. Lalu, akhir 1979. Yayasan RSI berhasil meletakkan batu pertama. Biaya ketika itu direncanakan Rp 600 Juta. Dana tersebut, menurut Sekreraris Umum Yayasan RSI, Nawawi, dikumpulkan dari sumbangan dan sedekah umat. Perihal pembangunan gedung rumah sakit, misalnya pengurusan izin pembagunannya, berjalan baik. Diperlicin lagi dengan sedekah dari Arab Saudi. "Insya Allah dalam beberapa bulan ini bangunan sudah berfungsi," ujar Nawawi. Salah Paham Yang agak seret izin pengoperasiannya. Pemda Sukabumi mula-mula menyetujui dan memberi rekomendasi. Tapi tiga hari setelah itu, 29 Juli tahun lalu, supati Sukabumi menyusuli suratnya dengan kalimat yang lain lagi "Sementara ini kami belum bisa mengabulkan permohonan . . . sampai segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana pembangunan gedung dan perizinan pendirian RSI tersebut diselesaikan . . ." Terjadi sedikit ketegangan antara pengurus yayasan dengan Pemda. Sampai ada yang menghubungkan kemacetan izin tersebut dengan soal politik kebetulan RSI dibangun di Desa Cibatu yang terkenal sebagai basis PPP. Syukur urusan jadi jernih setelah Kanwil Depkes Ja-Bar mengutus dr. Rustandi MPH untuk mengecek segala sesuatunya. Sekarang, kata Rustandi, "masalahnya sudah selesai--karena sebelumnya hanya salah paham saja." Apalagi Yayasan RSI juga memang tak bermaksud apa-apa. "Motif kami cuma amal saleh . . ." kata Ketua II Yayasan RSID. Iskandar. Dibangun di Cibatu, bukan karena di sana basis PPP, tapi di situ penduduknya padat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus