SEORANG remaja pria terbirit-birit ke luar ruangan, ketika
diputarkan film tentang proses kelahiran bayi. Ia memegangi
perutnya -- mau muntah.
Acara yang sedang berlangsung 'Omong-omong tentang Seks' --pekan
lalu, selama dua hari di Wisma Pancaraga, Menteng, Jakrta.
Kegiatan yang diselenggarakan PKBII (Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia), GRK (Gerakan Remaja untuk Kependudukan)
dan Wisma Pancaraga itu diikuti sekitar 20 remaja -- sebagian
besar putri dan menampilkan penceramah antara lain Dr. Sarlito
Wirawan dan dr. Kartono Mohamad.
Dan para peserta yang harus membayar Rp 3 ribu ini nampak
serius. "Ingin tahu seluk-beluk seks dengan jelas, agar nanti
sebagai istri bisa mengatur keluarga," kata Anna, yang baru
lulus SMA Theresia.
Seorang yang lain, Diana Sutedjo, yang menyarakan kenal istilah
'seks' sejak SMP, mengaku didorong ibunya ikut serta dalam acara
ini. "Ibu sendiri tak mau menjelaskan, meski ditanya," tambahnya
pula.
Pertanyaan mereka pun banyak yang unik. Antara lain mengapa pil
KB membuat gemuk badan. Kapan janin mulai bernapas. Mengapa
pemakaian spiral bisa menyebabkan perdarahan. Pokoknya, mereka
ingin tahu selukbeluk seks dan proses kelahiran, meski di situ
juga diberikan penerangan tentang 'keluarga kecil'.
GRK, berdiri Maret 1979, merupakan himpunan remaja usia 16-25
tahun. Salah satu tujuannya menyadarkan pentingnya masalah
lingkungan hidup dan kependudukan. Wisma Pancaraga, semacam biro
penasihat perkawinan, pengangkatan anak dan semacamnya juga
sekaligus klinik KB. Sedang PKBI adalah perkumpulan KB yang
sudah aktif sebelum BKKBN. Ketiganya merencanakan mengadakan
acara semacam ini secara rutin, setiap masa liburan.
Kesetiaan Cinta
"Ada kecenderungan meningkatnya 'kecelakaan' (hamil sebelum
nikah red) di Ibukota," kata Ny. Nuke Slamet dari PKBI,
salah-seorang penceramah. "Salah satu tujuan ceramah ini untuk
mencegah hal itu."
Maka antara lain diberikan juga crramah rentang penggunaan alat
kontraseptik, juga pil KB. Tak berarti ceramah ini
menganjurkan hubungan seks sebelum nikah. "Hubungan seks sebelum
menikah, menjadikan kesetiaan cinta si pelaku harus diragukan,"
kata Dr. Sarlito Wirawan, ahli psikologi, dalam ceramahnya.
Karena itu Sarlito menganggap cara ini bagaikan "memberikan
imunisasi --kalau ada penyakit tak ikut terserang " Itu maunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini