Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jumlah pemudik pada tahun ini 40 persen lebih tinggi ketimbang pada 2019.
Frekuensi pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta naik dua kali lipat.
Jokowi khawatir ihwal kepadatan lalu lintas pada masa puncak mudik.
JAKARTA – Sembilan hari menjelang lebaran, pemudik mulai bergerak menuju kampung halaman. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, kenaikan rata-rata aktivitas perjalanan untuk semua moda transportasi mulai terasa sejak Sabtu lalu. "(Jumlah pemudik) Sudah naik sekitar 5-10 persen dibanding (periode yang sama) 2019," katanya dalam rapat koordinasi persiapan mudik bersama pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sabtu lalu.
Kenaikan jumlah pemudik yang terjadi jauh sebelum masa puncak arus mudik pada 29-30 April ini dinilai positif oleh Kementerian Perhubungan. Menurut Budi Karya, pemerintah memang berharap masyarakat mempercepat mudik untuk mencegah kepadatan pada masa puncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika meninjau Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin, Budi Karya menyebutkan jumlah pergerakan pesawat di bandara tersebut dalam dua hari terakhir sudah mencapai 900 pergerakan per hari. Sedangkan pada hari biasa, jumlah pergerakan pesawat sekitar 400 pergerakan per hari.
"Ini berarti anjuran mudik lebih awal sudah dilakukan,” kata dia. Budi menuturkan, berdasarkan pengakuan beberapa penumpang yang ditemui di bandara, mereka sengaja berangkat lebih awal untuk menghindari kepadatan di hari-hari puncak mudik, dan juga karena harga tiketnya lebih murah.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto menimpali, pergerakan penumpang pesawat terus bertambah menjelang Lebaran. “Menjelang Lebaran 2019 sekitar 1.200 pergerakan per hari. Tahun ini diprediksi bisa mencapai 1.200-1.300 pergerakan per hari."
Novie bertutur, sejumlah maskapai sudah mengajukan tambahan penerbangan untuk memenuhi permintaan konsumen. Selain itu, buat mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang pada puncak mudik, jam operasional bandara ditambah dari sebelumnya 12 jam menjadi 18-24 jam per hari.
Begitu pula jumlah penumpang di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, naik empat kali lipat dibanding beberapa hari sebelumnya. "Biasanya jumlah penumpang 100 orang per hari, Sabtu kemarin ada 418 penumpang yang berangkat dari Kalideres," kata Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penumpang menaiki bus antarkota antarprovinsi di Terminal Lebak Bulus, Jakarta, 24 April 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
Dia menjelaskan, mayoritas penumpang berangkat ke Padang, Palembang, Lampung, dan Jawa Tengah. Revi memprediksi jumlah penumpang terus meningkat hingga H-3 dan H-2 Lebaran dengan perkiraan jumlah sebanyak 3.500 orang per hari.
Penguraian arus mudik sangat krusial dalam momentum perjalanan kembali ke kampung halaman ini. Sebab, minat masyarakat untuk meninggalkan tempat merantaunya sangat tinggi setelah selama dua tahun terakhir pemerintah melarang mudik karena kasus Covid-19 masih tinggi.
Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan memperkirakan sebanyak 85,5 juta orang bakal mudik tahun ini; lebih tinggi 40 persen ketimbang jumlah pemudik pada 2019. Sebanyak 22,9 juta pemudik menggunakan mobil pribadi dan 16,9 juta orang menggunakan sepeda motor. Selebihnya menumpang angkutan umum darat dan pesawat.
Dari total calon pemudik tersebut, sebanyak 23,5 juta orang bergerak ke Jawa Tengah. Sedangkan 16,8 juta orang lainnya akan pergi ke Jawa Timur dan 14,7 juta orang ke Jawa Barat. Para pemudik ini didominasi masyarakat dari Jawa Timur serta kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Dikatakan Budi Karya, tingginya jumlah pemudik tahun ini membuat Presiden Joko Widodo khawatir. Berbicara dalam forum diskusi bersama para pemimpin redaksi, serta rapat koordinasi penyelenggaraan angkutan Lebaran di Jawa Tengah pada Sabtu lalu, Budi menyatakan Kepala Negara sudah empat kali menggelar rapat terbatas khusus membahas persiapan mudik.
Dalam rapat itu, kata Budi, Presiden mewanti-wanti anak buahnya untuk mempersiapkan mudik dengan baik. Selain memikirkan kelancaran perjalanan, pemerintah harus memastikan mudik aman dari penyebaran virus Covid-19.
"Keberhasilan penanganan pandemi selama Lebaran menjadi tolok ukur untuk menyelenggarakan acara-acara besar seperti KTT G20 di Bali pada November mendatang,” ujar Menteri.
Untuk memastikan kelancaran arus mudik, pemerintah sejak pekan lalu gencar mengimbau masyarakat supaya mudik lebih cepat. Awalnya, Jokowi mendorong pemudik mulai berangkat pada 25 April. Namun belakangan pemerintah mengajak mudik lebih dini lagi. "Kalau bisa, lakukan perjalanan mulai 23 April," ujar Budi Karya.
Pemerintah daerah dilibatkan untuk mendukung kebijakan tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, misalnya, telah bertemu dengan beberapa pengusaha untuk mempercepat pemberian tunjangan hari raya (THR) sehingga pekerja bisa pulang lebih awal.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengimbuhkan, pemerintah provinsi juga meminta pondok pesantren mempercepat libur para santri. “Saya mengimbau agar para santri pada 15 Ramadan (17 April) lalu untuk segera diliburkan. Di Jawa Barat ada 15 ribu pondok pesantren dengan 4,8 juta santri,” tuturnya.
Upaya memperlancar arus mudik juga ditempuh dengan layanan mudik gratis dari kementerian, badan usaha milik negara (BUMN) hingga pemerintah daerah. Kementerian Perhubungan menyediakan 700 bus untuk menampung 21 ribu orang pemudik. Sementara itu, 25 BUMN bekerja sama menyediakan 509 unit bus dan 24 kereta api untuk diberangkatkan mulai 27 April hingga 1 Mei.
Selain buat penumpang, pemerintah turut menyiapkan angkutan gratis sepeda motor. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan program ini akan membantu mengurangi kesemrawutan di jalan. Selain itu, mudik menggunakan sepeda motor terbukti berbahaya. “Kecelakaan lalu lintas dalam mudik sebagian besar dari pengendara sepeda motor,” tuturnya.
Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Polri, Eddy Djunaedi, menyatakan kepolisian telah mempersiapkan berbagai rekayasa lalu lintas untuk menghindari kemacetan selama puncak arus mudik Lebaran, berupa pengaturan jalan satu arah serta ganjil-genap di jalan tol.
Pada 28 April mendatang, rekayasa direncanakan dilaksanakan dari pukul 17.00 hingga 24.00 WIB. Adapun pada 29 dan 30 April, pelaksanaannya berlangsung pukul 07.00 hingga 24.00 WIB. Sedangkan pada 1 Mei, rekayasa dipersingkat dari pukul 07.00 hingga 12.00 WIB. "Pelaksanaan sistem satu arah bersifat situasional berdasarkan diskresi kepolisian terhadap arus mudik," ujarnya.
AHMAD FIKRI (BANDUNG) | HAMDAN ISMAIL | ANTARA | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo