Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sel Bom Panci Bahrun Naim

19 Desember 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI meringkus sejumlah anggota jaringan teroris yang berencana meledakkan bom bunuh diri di Istana Presiden sepanjang satu pekan lalu. Mereka menyiapkan seorang perempuan sebagai calon pengantin atau pelaku bunuh diri. Waktu yang dipilih adalah Ahad pagi, 11 Desember, pekan lalu, saat upacara pergantian penjaga Pasukan Pengamanan Presiden di Istana Negara. Tersangka adalah anggota Jemaah Ansharut Daulah Khilafah Nusantara pimpinan Bahrun Naim, yang kini tinggal di Suriah. Ia sebelumnya diduga memimpin serangan teror Thamrin, Jakarta, pada Januari lalu. Dalam kasus rencana peledakan bom panci ini, Bahrun mengajari tersangka cara pembuatan bom dan menyediakan dana.

Dari Boston Hingga Bekasi

Bom panci yang siap diledakkan di Bekasi bukan jenis baru. Bom serupa pernah diledakkan di Boston Marathon, April 2013, dan di New York, Amerika Serikat, September lalu. Panci bentuknya ringkas, mudah dimodifikasi, dan tidak menarik perhatian. Tapi daya ledaknya tinggi dan mematikan.

Bom panci dibuat dengan menggabungkan bahan peledak dan fragmen senjata berupa paku ke dalam panci. Bom itu akan digunakan untuk aksi bunuh diri karena tidak memakai pemicu jarak jauh.

Proses kerja

1. Detonasi. Lecutan listrik memicu reaksi pada bahan peledak.

2. Ekspansi. Energi ledakan mengembang hingga titik maksimal yang bisa ditahan panci, lalu memecahkan segelnya.

3. Ledakan. Seluruh fragmen dalam panci terlontar ke segala arah. Daya rusaknya besar.

Penangkapan: Sabtu dan Ahad, 10 dan 11 Desember 2016.

Rencana pengeboman: Diledakkan di Istana Presiden pada Ahad, 11 Desember 2016.

Bahan peledak:

» TaTp (triacetone triperoxide)—Memiliki daya ledak tinggi. Bubuk kristal yang mudah meledak akibat gesekan.

» Gliserin— Bahan untuk membuat nitrogliserin, cairan yang mudah meledak.

kecepatan rambat reaksi TaTp (triacetone triperoxide) mencapai 5.300 meter per detik.

Pelaksana Titah Dari Suriah

Khafid Fathoni alias Toni bin Rifai

(Tempat dan tanggal lahir: Ngawi, Jawa Timur, 9 Juni 1994)

Peran:

» Membuat bahan peledak triacetone triperoxide (TaTp) di rumahnya di Ngawi dengan panduan Bahrun Naim.

Agus Supriyadi alias Agus bin Panut Harjo Sudarmo (Magelang, Jawa Tengah, 9 Agustus 1980)

Peran:

» Menyewa mobil rental untuk mengantar bom dari Karanganyar ke Bekasi.

» Bersama Solihin menerima bom dari Suyatno di pompa bensin dekat waduk Karanganyar.

Arinda Putri Maharani alias Arinda binti Winarso (Manado, 2 Mei 1991)

Peran:

» Fasilitator penerimaan uang untuk membuat bom.

» Mengetahui keberadaan bahan peledak dan pembuatan bom oleh suaminya.

Tutin Sugiarti alias Ummu Absa

Peran:

» Diduga menawarkan jihad, memberi motivasi, mempertemukan Dian dengan Solihin.

Muhammad Nur Solihin alias Abu Ghurob alias Abu Abdullah bin Nurhadi (Tempat dan tanggal lahir Blora, Jawa Tengah, 27 Agustus 1990)

Peran:

» Pemimpin sel yang merekrut calon "pengantin bom". Dia berbaiat ke ISIS.

» Menerima dana dua kali dari Bahrun Naim, totalnya Rp 5 juta, untuk biaya operasional teror dengan sasaran Istana Presiden.

Dian Yulia Novi alias Ayatul Nissa binti Asnawi (Cirebon, Jawa Barat, 4 Juli 1989)

» Istri kedua Solihin sejak Oktober 2016.

Peran:

» Calon "pengantin" yang akan meledakkan bom bunuh diri di Istana Presiden saat serah-terima jaga Pasukan Pengamanan Presiden.

» Pernah berkomunikasi dengan Bahrun Naim untuk menerima perintah meledakkan diri.

Suyanto alias Abu Iza alias Abu Daroni bin Harjo Suwito (Lahir: 30 Agustus 1976)

Peran:

» Menyediakan tempat di rumahnya di Karanganyar untuk merakit bom.

» Terlibat merakit bom dan mengawasi keamanan sekitar rumahnya.

Wawan Prasetyawan alias Abu Umar bin Sakiman (Klaten, Jawa Tengah, 17 Oktober 1992)

Peran:

» Berinisiatif menyimpan bahan peledak dan komponen pembuat bom yang akan dirakit.

» Mengantar bahan peledak ke Solihin di supermarket Robinson di dekat Stasiun Purwosari, Solo.

Kronologi

7 Desember 2016

Muhammad Nur Solihin membeli paku 5 sentimeter sebanyak 3 kilogram. Padahal dia tidak sedang membangun rumah.

9 Desember

Solihin menerima tas ransel dari Suyanto alias Abu Iza.

10 Desember

Pukul 14.00

» Muhammad Nur Solihin dan Agus Supriyadi mengendarai mobil masuk ke Jakarta dari Solo.

» Keduanya menjemput Dian Yulia Novi di Pondok Kopi. Dian membawa kardus ke kantor pos di Bintara. Setelah dibuka Densus 88, kardus itu berisi pakaian dan surat wasiat Dian buat orang tuanya yang berisi pamitannya untuk melakukan amaliyah.

» Dian diantar ke tempat kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi.

Pukul 15.40

Densus 88 meringkus Solihin dan Agus di bawah jalan layang Kalimalang, Bekasi.

15.50

Dian ditangkap di kamar kosnya. Dari tas ransel hitam, polisi menemukan bom yang sudah dirakit dalam panci.

Malam

Suyanto alias Abu Iza ditangkap di Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar.

11 Desember

Densus 88 meringkus Arinda Putri Maharani di Surakarta, Khafid Fathoni di Ngawi, dan Wawan Prasetyawan di Klaten.

15 Desember

Pukul 04.30

Tutin Sugiarti alias Ummu Absa, ibu rumah tangga, ditangkap di rumah kontrakannya di Jalan Padasuka, Babakan Jawa, RT 03 RW 10, Sukamaju Kaler, Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia diduga mempertemukan Dian dengan Solihin. Suaminya, HG, juga ditahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus