Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ORCHARD Road masih lengang ketika Novel Baswedan mengayunkan langkah di kawasan pusat belanja di Singapura itu untuk melakukan salat subuh. Di tangannya tergantung payung. Hujan baru reda pada Senin di awal November itu.
Novel tiba di sebuah masjid di bilangan Orchard lima belas menit sebelum azan subuh. Ia sempat berbincang dengan sejumlah orang sebelum masuk masjid. Seusai salat, Novel-dengan penglihatan remang-remang-menghabiskan satu jam untuk mendaras Al-Quran. Setelah mengaji, Novel kembali ke apartemennya.
Bolak-balik apartemen-masjid menjadi keseharian Novel setelah lebih dari sembilan bulan menetap di Singapura untuk berobat. Kecuali saat terbaring di ruang operasi, Novel selalu menunaikan salat di masjid Orchard. "Sekalian olahraga," katanya.
Pada saat jantung Tumasik, nama lain Singapura, itu ramai atau sepi, Novel selalu berjalan sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo