Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BEBERAPA JAM setelah putusan Mahkamah Konstitusi dibacakan, Ganjar Pranowo meninggalkan Ibu Kota pada Senin malam, 22 April 2024. Tanpa mengganti setelan jas biru gelap dan dasi merah yang ia kenakan saat pembacaan putusan MK, calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu pergi ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Ke rumahnya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ia menuju.
Setelah pemungutan suara Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 rampung, Ganjar lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya di Sleman. Ia pindah ke sana setelah masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode berakhir pada 5 September 2023. Senyampang mempersiapkan perlawanan terhadap hasil pemilu, Ganjar memulai berbagai aktivitas baru.
Ganjar kembali aktif sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). Selama masa kampanye pemilihan presiden, Ganjar cuti sementara. “Pekan ini saya ke Bengkulu untuk melantik pengurus Kagama di sana,” kata Ganjar kepada Tempo di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, sebelum ia kembali ke Sleman.
Adapun posisi Ganjar di dunia politik masih belum jelas betul. Meski berstatus kader partai banteng, ia tak menjadi pengurus struktural partai. Ganjar juga tak bisa berlaga dalam pemilihan kepala daerah yang digelar pada 27 November 2024. Ia sudah menjabat gubernur selama dua periode.
Nasib Ganjar di PDIP baru akan terang benderang setelah partai itu menggelar rapat kerja nasional pada 24-26 Mei 2024. Orang dekatnya dan satu politikus PDIP yang ditemui Tempo bercerita, Ganjar mungkin akan menjadi pengurus partai. Namun keputusan akhir baru diresmikan dalam kongres PDIP tahun depan.
Ganjar pun mengaku belum tahu arah keputusan partai. Meski menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP pada 2004-2009, Ganjar belum pernah menjadi pengurus struktural partai. Pada 2013, ia melepaskan posisinya di Senayan karena menjadi calon Gubernur Jawa Tengah. “Buat saya, di dalam atau tidak dalam struktur partai sama saja,” ucap Ganjar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Francisca Christy Rosana, Hendrik Yaputra, Adinda Jasmine, Shinta Maharani (Yogyakarta) berkontribusi pada artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Jalan Sepi Makhluk Politik".