Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Rencana Ganjar dan Anies Setelah Kalah di Mahkamah Konstitusi

Ganjar Pranowo akan aktif dalam isu lingkungan setelah putusan MK. Anies Baswedan mempertimbangkan bergabung dengan Prabowo-Gibran.

28 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBERAPA JAM setelah putusan Mahkamah Konstitusi dibacakan, Ganjar Pranowo meninggalkan Ibu Kota pada Senin malam, 22 April 2024. Tanpa mengganti setelan jas biru gelap dan dasi merah yang ia kenakan saat pembacaan putusan MK, calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu pergi ke Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Ke rumahnya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ia menuju.

Setelah pemungutan suara Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 rampung, Ganjar lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya di Sleman. Ia pindah ke sana setelah masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode berakhir pada 5 September 2023. Senyampang mempersiapkan perlawanan terhadap hasil pemilu, Ganjar memulai berbagai aktivitas baru.

Ganjar kembali aktif sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). Selama masa kampanye pemilihan presiden, Ganjar cuti sementara. “Pekan ini saya ke Bengkulu untuk melantik pengurus Kagama di sana,” kata Ganjar kepada Tempo di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, sebelum ia kembali ke Sleman.

Adapun posisi Ganjar di dunia politik masih belum jelas betul. Meski berstatus kader partai banteng, ia tak menjadi pengurus struktural partai. Ganjar juga tak bisa berlaga dalam pemilihan kepala daerah yang digelar pada 27 November 2024. Ia sudah menjabat gubernur selama dua periode.

Nasib Ganjar di PDIP baru akan terang benderang setelah partai itu menggelar rapat kerja nasional pada 24-26 Mei 2024. Orang dekatnya dan satu politikus PDIP yang ditemui Tempo bercerita, Ganjar mungkin akan menjadi pengurus partai. Namun keputusan akhir baru diresmikan dalam kongres PDIP tahun depan.

Ganjar pun mengaku belum tahu arah keputusan partai. Meski menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP pada 2004-2009, Ganjar belum pernah menjadi pengurus struktural partai. Pada 2013, ia melepaskan posisinya di Senayan karena menjadi calon Gubernur Jawa Tengah. “Buat saya, di dalam atau tidak dalam struktur partai sama saja,” ucap Ganjar.

Selepas pemilihan presiden 2024, sejumlah kawan Ganjar di UGM juga menyiapkan aktivitas lain untuk dia. Mereka pernah sama-sama menjadi aktivis gelanggang, sebutan untuk para mahasiswa yang kerap berdiskusi di Gelanggang Mahasiswa UGM. Dua orang dekat Ganjar menyebutkan mereka mulai menyusun aktivitas yang sesuai dengan portofolionya.

Misalnya Ganjar direncanakan beraktivitas di bidang lingkungan. Alasannya, Ganjar pernah memimpin Majestic 55, organisasi pencinta alam Fakultas Hukum UGM. Namun pembahasan rencana itu sempat tertunda karena Ganjar menunggu hasil sidang Mahkamah Konstitusi. 

Sosiolog UGM sekaligus teman Ganjar di Gelanggang Mahasiswa, Arie Sudjito, juga mendengar rencana tersebut. “Saya melihat ini bagian dari upaya membuat Ganjar bisa tetap relevan untuk lima tahun ke depan,” kata Wakil Rektor UGM itu kepada Tempo, Jumat, 26 April 2024.

Arie pun memberi masukan agar Ganjar lebih banyak merespons dan mengadvokasi isu-isu strategis. Tujuannya, menguji komitmen dan konsistensi Ganjar serta melebarkan dukungan dari kelompok masyarakat sipil. Apalagi Ganjar telah menyatakan menolak tawaran menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Ganjar sendiri menyatakan akan berupaya memenuhi sejumlah janji kampanyenya. Misalnya program satu keluarga satu sarjana. Ia berencana menggandeng kelompok lain untuk menjalankan program tersebut. “Saya ini makhluk politik, bisa berkarya di mana pun,” ujarnya.

Berbeda dengan Ganjar, mantan calon presiden Anies Baswedan masih punya peluang mengikuti pemilihan kepala daerah atau pilkada. Anies baru satu periode menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2017-2022. Dalam pilkada DKI 2017, ia memperoleh hampir 58 persen suara. Hasil itu cukup menjadi modal untuk kembali berlaga dalam pemilihan gubernur.

Dua orang dekat Anies menyebutkan setidaknya ada tiga opsi yang dipertimbangkan bekas Menteri Pendidikan itu. Selain kembali mengikuti pilkada Jakarta, Anies bisa saja bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Alternatif lain, Anies bisa menjadi oposisi pemerintah melalui lembaga independen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan di Masjid Nurul Musthofa Center, Depok, Jawa Barat, 13 Maret 2024. Antara/Yulius Satria Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Narasumber yang sama menyebutkan, di antara tiga opsi itu, maju kembali dalam pilkada Jakarta menjadi pilihan yang paling realistis. Jika terpilih kembali, Anies bisa menjaga peluang untuk bertarung dalam pemilihan presiden 2029. Opsi menjadi calon gubernur menguat lantaran adanya keyakinan bahwa elektabilitas Anies masih cukup tinggi. 

Beberapa orang dekat Anies memperkirakan bekas Rektor Universitas Paramadina itu masih memiliki tingkat keterpilihan 40-an persen. Elektabilitas itu jauh lebih tinggi ketimbang tingkat keterpilihan nama lain di bursa calon Gubernur Jakarta. Misalnya bekas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa; dan eks Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Sejumlah pendukung Anies dalam pilkada Jakarta 2017 ikut mendukung opsi tersebut. Menurut orang dekat Anies, salah satunya Geisz Chalifah, bekas komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol. Namun Geisz menyatakan belum ada diskusi serius dengan Anies soal rencana itu. “Nanti, kalau sudah bertemu dengan Anies, saya akan membuat pernyataan,” katanya, Jumat, 26 April 2024.

Nama Anies sempat muncul dalam radar partai politik. Salah satunya dalam rapat internal Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera. PKS ikut menyokong Anies dalam pilkada Jakarta 2017 dan pemilihan presiden. Partai itu pun menjadi pemenang pemilihan legislatif di Ibu Kota.

Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, membenarkan kabar bahwa ada pengurus yang mengapungkan nama Anies lagi. “Tapi pimpinan PKS memutuskan merekomendasikan kader sendiri, yakni Sohibul Iman,” tutur Mabruri, Rabu, 24 April 2024. Sohibul kini menjadi Wakil Ketua Majelis Syura PKS. 

Menurut Mabruri dan orang dekat Anies, peluang Anies menjadi calon gubernur tak dibahas ketika ia menyambangi kantor pusat PKS di Jakarta Selatan, Selasa, 23 April 2024. Begitu pula saat petinggi PKS bertemu dengan pengurus Partai NasDem di NasDem Tower, tak ada pembicaraan soal kemungkinan pengajuan nama Anies dalam pilkada Jakarta.

Pertemuan petinggi kedua partai itu membicarakan kemungkinan berkoalisi dalam pilkada. Dua wilayah yang dibahas adalah Jakarta dan Jawa Barat. Namun Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengatakan nama Anies ikut dibicarakan. “Sedang kami lanjutkan tahapannya. Ini masih tahap awal,” kata Surya seusai pertemuan.

Adapun peluang Anies bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran masih terbuka. Seorang petinggi Partai Gerindra dan dua orang dekat Anies mengatakan sudah ada komunikasi di antara kedua pihak untuk membahas peluang tersebut. Tapi pilihan itu dianggap kurang menguntungkan untuk Anies karena pendukungnya bisa kecewa.

Dua orang dekatnya bercerita, Anies dalam waktu dekat akan mengumpulkan tim intinya dan membicarakan masa depannya. Anies enggan berkomentar soal langkah politiknya setelah putusan Mahkamah Konstitusi. “Sekarang santai dulu,” ujar Anies pada Jumat, 26 April 2024.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Francisca Christy Rosana, Hendrik Yaputra, Adinda Jasmine, Shinta Maharani (Yogyakarta) berkontribusi pada artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Jalan Sepi Makhluk Politik".

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus