Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Setelah Jalan-Jalan Mulus

Angka kecelakaan lalu lintas di kota palu melonjak naik. Hampir semua korban adalah pengendara sepeda motor. Akibat samping mulusnya jalan. (kt)

5 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KECELAKAAN lalulintas di kota kecil ibukota Sulawesi Tengah ini cukup mengejutkan. Sepanjang tahun 1976 terjadi 256 peristiwa kecelakaan 21 mati, 16 luka berat, 176 luka ringan. Plus kerugian - materiil Rp 3,9 juta. Sedang di permulaan tahun ini. belum sampai sebulan terjadi 33 kecelakaan dengan perincian 7 mati, 13 luka berat, 32 luka ringan dan kerugian materiil Rp 1,4 juta. "Para korban kebanyakan dari kalangan remaja yang mempergunakan sepeda motor", kata Letkol Polisi W.S. Kansil Dan Res 1907 Donggala. Itu sebabnya angka kerugian materiil tak seberapa jika dibandingkan dengan banyaknya peristiwa. Menurut Letkol Pol. Kansil, sebab kecelakaan ialah karena para remaja, pengendara kendaraan bermotor itu suka ngebut tanpa memperhatikan situasi lalulintas. Palu yang sebelumnya keadaan jalan rayanya bobrok dan sempit, setelah di perbaiki jadi mulus dan bertambah luas. Rupanya ini membuat para pengendara itu menjadi asyik untuk tancap gas. Di samping itu pengawasan dari petugas lalulintas pun masih terbilang sangat minim. Di Komres 1907 yang wilayahnya seluruh kabupaten Donggala, hanya ada anggota polantas 30 orang. Sementara jumlah kendaraan bermotor sampai akhir tahun 1976 sudah berjumlah 7.912 buah. Ini berarti setiap anggota polantas itu mengawasi dan mengamankan rata-rata 263 kendaraan bermotor. Apalagi bicara soal fasilitas yang mereka miliki. Untuk 30 anggota polantas ini hanya tersedia dua sepeda motor. Tak berarti Dan Res menyerah pada keadaan. Upaya lain untuk mencegah makin membengkaknya kecelakaan lalulintas perlu dicari. Yakni selain mengadakan pengawasan jalan raya, juga sekarang diintensifkan kontak dan pembinaan langsung melalui sekolah dan guruguru. "Usaha ini kita harapkan akan lebih berhasil ketimbang mengawasi di jalan", ucap Letkol Kansil. Tapi fihak LLAJR lain lagi langkahnya. Karena ia berpendapat lain tentang sebab banyaknya kecelakaan lalulintas dalam kota Palu dan sekitarnya itu. "Hasil pengamatan menunjukkan jalan raya sudah agak ramai, tetapi tidak mempunyai rambu jalan sama sekali" ucap drs. Darius Djana, Kepala Inspeksi LLAJR Sulteng kepada TEMPO. Menurut Darius banyak situasi jalan di kota Palu saling bertumpu atau berbengkolan karena tak memiliki rambu jalan, dipergunakan oleh pemakai jalan seenaknya saja. Akibatnya sering terjadi kecelakaan. Terutama bagi kendaraan bermotor yang berkecepatan penuh. Begitu. Lantas? "LLAJR segera turun tangan. Yakni memasang untuk sementara batu-batuan sungai di tengah jalan sebagai pengganti traffil island, ucap Darius. Juga dipasang 254 rambu jalan internasional untuk Palu dan sekitarnya, terutama untuk jurusan Parigi, Kulawi dan Donggala. Di samping itu akan diusahakan jalan-jalan raya dalam kota Palu menempuh sistim satu arah. Juga dalam tahun ini sudah diminta kepada pusat untuk memasang lampu lalu lintas di jalan-jalan ramai. "Insya Allah upaya demikian bisa menekan musibah lalulintas", kata drs. Darius Djana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus