Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEPANDAI-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Selihai-lihai Setya Novanto berkelit dari banyak perkara akhirnya masuk penjara jua. Sempat lolos karena hakim menerima argumen penetapan tersangka korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menyidangnya pada 13 Desember 2017. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini didakwa menerima suap Rp 99 miliar dari kerugian proyek pada 2011-2012 senilai Rp 2,3 triliun.
Setya ditengarai mengawal anggaran proyek ini ketika ia menjadi Ketua Fraksi Golkar di DPR hingga mempengaruhi pejabat Kementerian Dalam Negeri memenangkan konsorsium yang ia dukung untuk mengerjakan proyek senilai Rp 5,9 triliun ini. Komisi Pemberantasan Korupsi harus susah payah menangkapnya karena ia kabur ketika akan dicokok, mangkir dari pemeriksaan, hingga beralasan sakit untuk menghindari pengadilan. Kelihaian Setya lolos dari banyak kasus yang merundungnya sejak cessie Bank Bali tahun 1999 berakhir pada pengujung tahun ini.
Novel Baswedan | Kejahatan yang Tak Terungkap
PENYIDIK senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, disiram air keras hingga mata kirinya buta dan mata kanannya cacat sepulang salat subuh, 11 April 2017, di dekat rumahnya. Tujuh bulan setelah kejadian, polisi tak juga menangkap pelakunya kendati bukti-buktinya seterang bulan purnama. Penyiraman itu terjadi ketika Novel menyidik megakorupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik yang menyeret Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dan KPK sedang mengusut korupsi impor daging sapi yang diduga melibatkan sejumlah penegak hukum.
Airlangga Hartarto | Ke Pucuk Beringin
BUNTUT korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik memecah Partai Golkar, partai asal Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto yang tengah diadili dalam perkara rasuah itu. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didapuk menggantikannya. Kepemimpinan Airlangga akan mempengaruhi kandidat kepala daerah di beberapa tempat tahun depan, yang telah diputuskan Setya, dan arah dukungan Golkar, partai dengan suara terbanyak ketiga, dalam pemilihan presiden 2019.
Anies-Sandi | Pemimpin DKI
PEMILIHAN Gubernur DKI Jakarta tahun ini menjadi pemilihan umum paling panas sepanjang sejarah. Isu agama, politik identitas, politik uang, dan mobokrasi mewarnainya. Bahkan kemenangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan 57,96 persen suara ditutup dengan dipenjarakannya Basuki Tjahaja Purnama, gubernur inkumben yang Kristen dan Tionghoa serta rival terkuat keduanya, dengan tuduhan menistakan agama Islam.
Gatot Nurmantyo | Gaduh Sang Jenderal
ALIH-alih menyelesaikan secara internal di pemerintahan, Jenderal Gatot Nurmantyo mengumbar informasi ada institusi negara, yakni polisi, yang membeli ribuan pucuk senjata secara ilegal. Sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia, pernyataan Gatot segera memicu kegaduhan. Dia terkesan memainkan manuver politik ketika menginstruksikan pemutaran film G-30-S, yang tak lagi diwajibkan sejak 1998; menggaungkan perang proxy; dan dekat dengan demonstran mengatasnamakan agama. Presiden Joko Widodo menggantinya dengan memasang Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI yang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo