KEDUANYA bertekad untuk menang. Presiden George W. Bush, dalam pidatonya ketika mengumumkan bahwa serangan udara untuk Afganistan akan dilakukan, yakin bakal menang. Sementara itu, Usamah bin Ladin, menurut TV Al-Jazeera, yang dikutip berbagai media di Timur Tengah, bersumpah akan melawan Amerika sampai titik darah penghabisan. Ia berjanji akan me-lakukan serangan terhadap warga dan milik Amerika di mana pun.
Diingatkan lagi ihwal Uni Soviet yang kalah di medan Afganistan. "Ada pelajaran yang harus diingat bagi mereka yang mau belajar," kata Usamah kepada John Miller dari majalah Esquire, dua tahun lalu, "Uni Soviet masuk ke Afganistan pada minggu terakhir tahun 1979. Dan dengan pertolongan Allah, bendera mereka dilipat beberapa tahun kemudian, dan dilemparkan dengan kehinaan. Setelah itu, tidak ada lagi yang dinamakan Uni Soviet."
Masih sulit, di minggu pertama serangan udara AS ini, untuk menebak siapa yang bakal melipat benderanya. Masing-masing punya kekuatan dan kelemahan. Berikut ini kemungkinan-kemungkinan yang bakal digunakan Bush untuk memenangkan Operation Enduring Freedom, dan yang akan dipakai oleh Usamah (dan Taliban) untuk membikin keok Amerika.
Peluang Amerika Memenangi Perang
Teknologi persenjataan AS sangat canggih.
Teknologi komunikasi yang mendukung persenjataannya juga sangat canggih.
AS memiliki pasukan khusus yang terlatih dalam berbagai perang.
AS didukung Aliansi Utara, musuh Taliban.
AS didukung sejumlah negara besar.
AS didukung NATO.
Ada dukungan dana yang sangat besar.
AS bisa mengepung Afganistan dari berbagai penjuru.
AS memiliki teknik propaganda perang yang canggih untuk mendapat dukungan internasional.
Media di AS, sebagian besar, mendukung perang ini.
Rusia (dulu tergabung dalam Uni Soviet), negara yang punya persenjataan yang bisa melawan persenjataan AS, berpihak kepada bekas musuhnya (AS) karena pernah terusir dari Afganistan.
Peluang Usamah dan Taliban Memenangi Perang
Pasukan Taliban diuntungkan oleh alam Afganistan yang berbukit-bukit batu. Benteng alam berupa gua-gua di bawah tanah, yang konon dijadikan tempat penyimpanan senjata dan perlindungan pasukan, sulit ditembus bom dan peluru kendali.
Bila serangan udara AS gagal dan Amerika terpaksa melakukan perang darat, keuntungan ada di pihak Taliban. Pasukan Usamah dan Taliban lebih menguasai medan tempur. Tank-tank dan sejenisnya milik militer AS tak bakal berfungsi karena alam yang berbukit-bukit. Tentara Taliban sudah siap dan sangat menguasai persenjataan ringan yang sangat cocok untuk pertempuran di perbukitan. Bila AS menggunakan pesawat ringan dan helikopter, ini sasaran empuk Taliban yang piawai menggunakan stinger. Senjata penghancur tank dan pesawat yang mudah dibawa ke mana-mana dengan hanya di pundak ini, dulu, sangat ditakuti oleh pasukan Uni Soviet.
Usamah bin Ladin dan Al- Qaidahnya memiliki jaringan luas di dunia. Mereka bisa elakukan berbagai serangan terhadap milik-milik Amerika dan kepada orang Amerika. Serangan bisa dengan senjata konvensional atau senjata kimia. AS akan menghadapi banyak sekali medan perang dan ini sangat merepotkan serta memakan biaya. Dan dengan dalih bahwa serangan ini atas nama korban-korban sipil Afganistan, dukungan terhadap Usamah dan Taliban akan tetap besar.
Usamah bisa memanfaatkan faktor Pakistan dan Arab Saudi. Bila sentimen Islam berkembang di Pakistan, pemerintah akan terpaksa mengikuti arus massa—atau akan terjadi pergantian ke pemerintahan anti-AS. Nuklir Pakistan bakal mengancam Amerika. Hal ini bisa juga terjadi di Arab Saudi, apalagi bila Israel mengebom Irak (selain Afganistan, Irak juga diduga oleh AS menjadi sarang teroris; meski penyerangan ke Irak belum bulat disepakati, pemerintah AS bisa saja meminta Israel yang melakukannya). Arab Saudi memang tak punya nuklir, tapi punya minyak.
Dalam beberapa minggu ke depan, Afganistan memasuki musim salju. Bila AS tetap melakukan serangan udara, itu bakal mendatangkan penderitaan berat bagi rakyat sipil Afganistan. Dalam kondisi kekurangan pangan dan bantuan internasional terhalang pengeboman dan salju, diduga kelaparan bakal makan banyak korban. Kondisi ini bisa digunakan oleh Usamah untuk membangkitkan sentimen Islam dan untuk propaganda perang: yang dibunuh AS adalah rakyat sipil. Umat Islam di sejumlah negara bakal makin marah dan melawan AS di mana-mana.
(Ign. Haryanto, Bambang Bujono)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini