Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEPUCUK surat tiba di tangan Jenderal Soedirman awal Februari 1949. Saat itu, Panglima Besar tengah bergerilya di Pacitan, Jawa Timur. Pengirimnya orang yang sangat ia hormati: Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Seorang kurir membawa surat itu dengan berjalan kaki dari Yogyakarta. Dalam surat itu, Sultan menyatakan dunia internasional harus mengetahui bahwa Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia masih ada.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo