Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
DKI rencanakan pembangunan 9.413 titik akses Internet gratis di Ibu Kota.
Hingga kini, baru rampung 6.156 titik akses Internet gratis.
Sebanyak 1.200 titik akses Internet gratis diklaim berada di 455 RW kumuh dan padat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Aktivitas kembali bergeliat di Balai Rukun Warga 03, Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, dua hari lalu. Sebelumnya, selama hampir delapan bulan di masa pandemi, tempat itu sunyi senyap dan lebih sering tertutup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kali ini, kegiatan di sana juga tak banyak melibatkan para pengurus lingkungan. Hadirin lebih banyak pelajar yang bolak-balik ke balai RW untuk bermain Internet. Mereka memanfaatkan akses jaringan gratis dari pemerintah DKI Jakarta.
Satu di antara ratusan pelajar yang jadi pengunjung tetap ruang publik itu adalah Maulia Putri. Dia membutuhkan Internet untuk menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari sekolahnya, SMP Islam Fatahillah. "Internet gratis ini bikin belajar lebih tenang karena tak membebani orang tua," kata siswa kelas VIII tersebut. Sebelumnya, anak buruh cuci dan kuli serabutan itu menyisihkan uang jajannya Rp 26 ribu sepekan untuk membeli paket data.
Dikenal sebagai JakWifi, program Internet bebas biaya itu dipasang pemerintah DKI di 6.156 titik di sekujur Ibu Kota, termasuk Kepulauan Seribu. Targetnya, akhir bulan ini mereka membuka akses di 9.413 titik. Prioritasnya adalah 445 rukun warga yang padat dan kumuh.
JakWifi di antaranya ada di RW 07 Serdang dan RW 07 Cideng, Jakarta Pusat; RW 01 Pesanggrahan, Jakarta Selatan; serta RW 04 dan RW 08 Palmerah, Jakarta Barat. Di permukiman yang ekstrapadat, satu rukun warga bisa memiliki lebih dari lima titik. Misalnya RW 01 Sunter Agung, Jakarta Utara, dengan 20 lokasi; dan RW 15 Muara Bahari, Jakarta Utara, dengan 7 lokasi.
Siswa SD Negeri Pulo 05 Pagi, Kelvila Angel, juga memilih belajar di Balai RW 02 Gandaria Utara, Jakarta Selatan. Dia mengatakan kegiatan sekolah online membutuhkan kuota Internet besar yang mahal. Tugas pembelajaran jarak jauh kerap mengharuskan siswa berselancar di Internet untuk mencari data dan informasi. Mereka juga harus menonton sejumlah video untuk memudahkan visualisasi.
Beban kuota Internet menjadi semakin tinggi ketika siswa harus mengunggah video dalam tugas yang berbentuk praktik atau kegiatan. "Karena bisa habis uang banyak sebulan," kata Kelvila.
JakWifi di aula Musala Al-Hikmah, RW 05 Kalibata, Jakarta Selatan, juga menjadi lokasi belajar 30-40 siswa. Hal yang sama berlangsung di kantor Sekretariat RW 07 Kapuk, yang menjadi lokasi kumpul siswa tingkat SD dan SMP.
Balai Warga 04 Palmerah, yang baru dipasangi JakWifi selama dua pekan, mulai menjadi lokasi belajar siswa di sekitarnya. Meski demikian, jumlah siswa yang hadir masih sedikit karena banyak siswa yang telanjur berlangganan paket Internet bulanan. "Baru 8-10 siswa per hari. Agak terlambat. Harusnya Wi-Fi ada dari Juli-Agustus saat anak-anak mulai sekolah lagi," kata Ketua RT 11 RW 04, Dewanto.
Dia mengatakan sejumlah pelajar juga dilarang belajar di sana oleh orang tuanya karena khawatir tertular virus corona. Pengurus lingkungan memastikan pelajar yang numpang Internetan itu menjalankan protokol kesehatan dengan wajib bermasker dan menjaga jarak. "Ada toilet untuk cuci tangan juga," ujar Dewanto.
Pemerintah provinsi mencari pendanaan kreatif untuk menambah 3.257 titik Internet gratis. DKI menawarkan program tersebut kepada sejumlah perusahaan dan penyelenggara telekomunikasi di Ibu Kota, lewat Asosiasi Jasa Penyelenggara Telekomunikasi (Apjatel) untuk penyediaan 100 JakWifi di RW kumuh.
Namun rencana kerja sama yang berlangsung sejak Agustus lalu tersebut masih belum terlaksana karena sejumlah lokasi RW kumuh yang diajukan DKI berada jauh dari jaringan kabel milik Apjatel, sehingga membutuhkan investasi tambahan. "Akan diupayakan dalam waktu dekat," kata Dema Perdhana, penanggung jawab JakWifi di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika DKI.
FRANSISCO ROSARIANS
8
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo