Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengutarakan akan segera mengevaluasi berdirinya tiang monorel yang mangkrak sejak pertama kali diresmikan pada 2004. Menurut dia, tiang penyangga stasiun kereta rel tunggal atau disebut monorel itu bisa saja dimanfaatkan sebagai wadah iklan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Itu juga menjadi salah satu solusi, menjadi iklan, menjadi tempat billboard," kata dia kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Riza mempersilakan semua pihak untuk memberi saran yang konstruktif. Pemerintah DKI Jakarta, tutur dia, nantinya akan mengambil solusi terbaik bagi pihak-pihak terkait melalui sebuah kebijakan.
Politikus Partai Gerindra ini melanjutkan, Gubernur DKI Anies Baswedan telah menentukan akan mengevaluasi keberadaan tiang monorel dalam waktu dekat. Dia berucap, seluruh masukan juga ditampung untuk dijadikan pertimbangan.
"Mudah-mudahan ke depan kami segera rapatkan dan rumuskan untuk mengambil satu sikap yang baik," ujarnya.
Persoalan tiang monorel mencuat setelah ada desakan dari anggota Komisi V DPR dari Fraksi PKS, Suryadi J.P. Suryadi mendesak pemerintah DKI dan PT Adhi Karya mencabut tiang monorel. Dia menilai keberadaan tiang itu mengganggu secara visual dan berpotensi membahayakan pengguna jalan.
Suryadi juga menyinggung pemanfaatan tiang monorel di Jalan Asia Afrika sebagai ruang promosi Asian Games pada 2018 lalu. Dia memasalahkan transparansi pendapatan dari promosi itu. “Tidak diketahui ke mana uang pemasukan iklan-iklan tersebut,” ucapnya.
Sebelumnya, kontraktor telah membangun tiang monorel di Jalan Asia Afrika dan Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. PT Adhi Karya dan PT Jakarta Monorail terlibat dalam proyek ini.