Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Spa Mengalir Sampai Jauh

Dari ritual mandi berendam di kolam air panas, spa berkembang menjadi pusat perawatan kecantikan, kebugaran, dan relaksasi.

9 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Desa kecil di daerah perbukitan hijau Liege, Belgia, itu bernama Spau. Di abad ke-16, desa ini sangat populer dengan kolam air panasnya. Air mineral kolam ini dipercaya mampu menyembuhkan beragam penyakit. Selama berabad-abad, kolam itu menjadi tempat berendam favorit, terutama bagi para bangsawan. Selanjutnya, kegemaran berendam di kolam hangat itu mewabah ke berbagai kalangan. Konon, nama Spau kemudian menjadi istilah baru terapi berendam air hangat, yang pada perkembangannya berubah menjadi spa.

Literatur lain menyebutkan, spa sebenarnya singkatan dari kata yang berasal dari bahasa Yunani, Solus Per Aqua. Artinya perawatan dengan air . ”Inti perawatan spa adalah menggunakan air hangat sebagai sumber perawatan,” kata I Made Tangkas, General Manager Taman Sari Royal Heritage Spa, dua pekan lalu. Merunut sejarah, kebiasaan mandi spa sendiri sudah dikenal sejak zaman Romawi. Mandi ala spa-lengkap dengan pancuran dan kolam air hangat biasa dilakukan oleh para prajurit setelah berperang. Tujuannya untuk meningkatkan stamina dan menyembuhkan luka.

Dari Romawi, keampuhan terapi air ini menyebar ke seluruh Eropa dan tersebar ke seantero jagat. Mulai abad ke-17 mulai muncul kebiasaan berlibur pada masyarakat Eropa dan Amerika untuk mencari sumber air mineral untuk penyembuhan. Banyak biro perjalanan yang menawarkan liburan ke pusat spa, baik di Eropa maupun Amerika. Hal ini semakin mendorong tumbuhnya pusat-pusat perawatan spa baru. Spa tertua sampai sekarang masih berdiri di Merano, Italia, dan Saratoga Fort Springs, New York, Amerika Serikat.

Semula spa digunakan sebagai sarana penyembuhan. Bahkan di daratan Eropa di masa itu banyak ahli medis maupun nonmedis yang berkecimpung di dunia spa. Priessnitz, Rausse, dan Father Kneipp adalah orang-orang yang sangat populer dalam menggunakan spa sebagai metode pengobatan sampai akhir abad ke-19.

Di Amerika Serikat juga tak jauh berbeda. J.J.H. Kellog bahkan sempat melakukan riset mengenai penggunaan air dan efeknya. Pada 1900, ia mempublikasikan tulisan berjudul ”Rational Hydrotherapy” yang mengulas efek fisiologis dan penyembuhan air dengan berbagai macam teknik penyembuhan.

Namun, kalau ditilik lebih jauh ke belakang, penggunaan air buat penyembuhan sebenarnya sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Bukti itu tertuang lewat sebuah literatur medis pada 1500 sebelum Masehi yang berjudul Rig Veda, yang berarti perawatan air untuk penyembuhan demam. Tak ketinggalan, Hipokrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern juga telah menggunakan pengobatan ala spa sejak 400 sebelum Masehi. Dalam buku-bukunya, dia banyak mengulas penggunaan perawatan spa lengkap dengan indikasi dan kontra indikasinya.

Memasuki abad ke-20, tempat spa bukan cuma digunakan untuk kebutuhan medis tapi menyediakan fasilitas relaksasi, perawatan kecantikan dan kebugaran. Muncul dua istilah spa, spa medis dan spa untuk relaksasi (leisure spa). Spa jenis terakhir ini lebih banyak dikembangkan di benua Amerika ketimbang Eropa. Spa pun mulai dibisniskan. Para pengusaha spa mulai memutar otak untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Dibuatlah aneka jenis layanan spa. Walaupun sama-sama menawarkan perawatan dengan air, kemasannya berbeda-beda.

Seiring dengan kemajuan teknologi, spa juga dilengkapi fasilitas penunjang seperti steam, whirlpool, dan jacuzzi. Bahkan ketika spa mulai masuk di Indonesia pada awal 80-an, jelas Made, fasilitas itu menjadi syarat wajib sebuah spa. ”Waktu itu yang disebut spa ya sauna, steam, dan jacuzzi,” katanya. Lama-lama spa terus berkembang. Spa bukan sekadar bagian dari fasilitas hotel tapi banyak pusat perawatan spa yang berdiri sendiri.

Spa juga tak sekadar mengandalkan kekuatan khasiat air mineral. ”Tapi dikombinasikan dengan aneka jenis perawatan seperti pijat, lulur, perawatan wajah dan kaki, dengan beragam variasi,” kata Aditya Indradjaja, Vice President Director Grand Odiseus Spa. Bahan-bahan yang digunakan untuk merawat tubuh pun makin beragam. Spa benar-benar ditampilkan sebagai tempat memanjakan diri untuk memulihkan kondisi tubuh dari kelelahan, stres, dan berfungsi pula untuk perawatan tubuh secara sempurna.

Spa pun makin bermunculan seperti cendawan di musim hujan. Ia tidak lagi mengandalkan sumber-sumber air mineral alami. Uang pun mengalir sampai jauh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus