PULOGADUNG bukan untuk pabrik besar saja, tapi juga pabrik
kecil," kata Gubernur Tjokropranolo. Pabrik kecil, pedagang
kecil, pengusaha kecil inilah yang rupanya diperhatikan Bang
Nolly.
Karena itulah, dia sering meninjau kawasan industri Pulogadung,
15 km sebelah timur Jakarta. Di tempat itu, di atas areal 540
ha yang telah berdiri 133 buah usaha industri, pertengahan
Agustus 1979 diresmikan SUIK (Sarana Usaha Indusri Kecil).
Tahap pertama baru mengmbil areal 2,7 ha. Tanah seluas itu kini
ditempati 40 pengusaha yang menempan 44 ruangan yang berukuran
masing-masing antara 24 - 30 mÿFD.
Fungsi pengusaha atau pabrik kecil ini macarn-macam. "Misalnya
pabrik besar memerlukan pengepak karton, pabrik kecillah yang
memenuhinya," kata Gubernur. Atau usaha yang berdiri sendiri.
"Di sini, kami tidak diganggu oleh kekurangan air dan
listrik," kata Primiyanto, orang Tegal yang bergumul dengan
bermacam-macam perkakas rotan. Merek barang dagangannya
Indonesian Original, punya karyawan 34 orang yang sebagian besar
orang Cirebon, Primiyanto merasa sukses. Karena rata-rata
beromzet Rp 5 - Rp 7 juta/bulan. Pemuda tamatan STM itu
pelaksana sehari-hari Indonesian Original yang mengekspor
produksinya ke AS, Jerman Barat dan negara lain.
"Pengusaha yang sudah masuk SUIK juga mudah mendapat kredit
bank," kata Direktur Utama PT JIEP (Jakarta Industrial Estate
Pulogadung), Halim Shahab, SH. JIEP yang juga mengelola SUIK
kini sedang membangun 60 kios lagi. Sementara yang antre masih
75 pengusaha kecil. Mereka ingin juga bergabung dalam satu
barisan dengan 108 modal PMDN dan 25 PMA, rupanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini