Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menyimak Pedagang Kecil Dll

Wawancara dengan Gubernur Tjokropranolo berkenaan hut ke-433 kota jakarta, mengenai masalah-masalah proyek mht, jakarta sebagai kota tertutup penggusuran, urbanisasi, tanah dan judi.(kt)

12 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMASUKI tahun keempat jabatannya, Gubernur DKI Tjokropranolo sering melakukan kunjungan tiba-tiba. Senang keluar masuk kampung memeriksa sendiri kawasan ibukota, Bang Nolly--demikian gubernur dipanggil-sering asyik menekuni hal-hal baru yang ditemuinya. Sehingga lupa akan acara berikutnya. Berikut ini sebagian dari wawancaranya dengan TEMPO. Proyek MHT. Seperempat areal yang harus kena MHT, kini telah rampung. Idealnya memang harus rampung semuanya Tapi yang saya anggap penting ialah, mulai tahun ini kami sudah bisa mencicil utang kepada World Bank dalam jumlah yang lebih besar, Rp 800 juta. Itu cicilan yang kedua. Jakarta kota tertutup. Banyak yang tidak menyimak peraturan tentang hal ini. Yang dimaksud kota tertutup ialah bagi mereka yang tidak mempunyai pekerjaan di ibukota. Seperti pengemis yang tidur di emper-emper. Tetapi bukan bagi penduduk yang produktif, yang mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal tetap. Penggusuran. Sampai sekarang saya tidak pernah melakukan penggusuran. Apa yang saya lakukan ialah penertiban. Misalnya kalau pengadilan telah memenangkan perkara bagi pemilik tanah, pemukim liarlah yang harus keluar. Biar mereka mengadu sampai ke DPR, saya tidak peduli. Minta tolong kepada saya boleh, tetapi jangan minta tanah. Urbanisasi. Ini masalah lama. Apakah kalau Jakarta maju, saya salah? Kalau tidak memajukan Jakarta, saya juga salah. Bagi saya, memberi orang lain pekerjaan dan makan, itu lebih baik. Daripada tidak bisa kasih makan diri sendiri apalagi orang lain. Masalah tanah. Jakarta sudah terlalu padat. Karena itu saya menilai masalah pemukiman baru, seperti Depok atau Bekasi, tidak bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Artinya, tidak bisa membuka pemukiman baru seluas itu dengan jumlah penduduk yang relatif kecil. Mengapa tidak mendirikan flat? Mungkin biayanya mahal. Tapi di masa mendatang perlu, karena masalah tanah tidak akan bisa bertahan. Karena itu dari sekarang sebaiknya mengambil langkah baru dengan mengingat faktor angkutan, kepadatan penduduk dan harga tanah. Masalah judi. Pendapatan daerah DKI tahun 1979/80 Rp 86,23 milyar. Ini berarti penghasilan 3/4 dari keseluruhan APBD. Melihat jumlah ini, bisa dilihat, betapa tidak berartinya penghasilan judi, yang cuma sekitar 5 - 8% saja dari seluruh penghasilan. Saya tetap tidak setuju dengan judi yang bisa meluas akibatnya di masyarakat. Walau pun sava sadar. judi tidak bisa dihapus sekaligus. Pulogadung. Sesungguhnya kami mengalami kesulitan dalam hal tanah. Justru permintaan pendirian pabrik-pabrik meningkat. Sebab, tanah yang tadinya telah dialokasikan bagi industrial estate, adalah tanah yang padat penduduknya dan harganya menjadi mahal sekali. Maka saya mengizinkan untuk mengambil daerah lain yang agak jarang penduduknya. Harga tanah masih murah dan masih dalam kawasan Pulogadung juga. (lihat box SUIK di Pulogadung).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus