Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wuling Motors mengklaim suku cadang dan biaya perawatan produknya lebih murah dibandingkan merek lain. Dalam satu tahun, biaya perawatan berkala Wuling Confero S mencapai Rp 1,34 juta, Wuling Cortez 1,5L Rp 1,37 juta dan Wuling 1,8L 1,2 juta. Bahkan dibandingkan merek lain lebih murah 18 persen. Suku cadangnya pun memiliki harga cukup bersaing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taufiq S. Arief, After Sales of Director Wuling Motors mengatakan harga yang murah tersebut karena Wuling masih mengandalkan sebagian suku cadang dari impor dari pabrik Wuling di Cina. Anggapan bahwa barang impor akan selalu mahal, kata dia, tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, pabrik di Cina mampu memberikan harga kompetitif karena produksi di sana cukup besar. "Sehingga harga mampu ditekan," katanya Senin 6 Agustus 2018.
Baca: Imutnya Mobil Listrik Wuling E100, Siap Diproduksi di Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga saat ini, lokal konten produk Wuling dan suku cadangnya mencapai 56 persen. Saat ini ada sebanyak 42 suplayer yang menyokong semua produk Wuling. Dari sebanyak 42 suplayer tersebut, 15 diantaranya berada di sekitar kawasan pabrik sehingga mampu menjamin ketersediaan suku cadang. "Rantai suplainya terus berjalan baik tanpa ada gangguan," ucapnya.
Jaminan kualitas suku cadang juga dengan adanya merek beken dunia menjadi bagian dari part di Wuling. Diantaranya, Aisin dari Jepang, Bosch dari Jerman, Continental dari Jerman, Mann+Hummel dari Jerman, Nexteer dari Amerika Serikat, dan Autoliv dari Swedia. Diantara suku cadang tersebut masih impor. "Komponen mesin dan transmisi sebagian besar masih impor," kata Dian Asmahani, Brand Manajer Wuling.
Baca: Diperkenalkan di GIIAS 2018, Baojun 530 Belum Dijual
Untuk menunjang pelayanan teknis, Wuling juga tidak main-main dalam menyiapkan mekanik. Danto K, Manager After Sales Service Wuling Motors mengatakan pihaknya memiliki sentralisasi training mekanik. Para teknisi tersebut, kata dia, menjalani pendidikan dengan standar Internasional dengan melewati level 1, level 2 dan expert. Tak hanya itu, Wuling bahkan bekerja sama dengan sejumlah sekolah kejuruan untuk memasukan pemahaman teknologi Wuling. "Nanti setelah lulus bisa langsung disiapkan untuk mengisi kebutuhan mekanik," katanya.
Taufiq menambahkan dealer baru di daerah juga merupakan pemain lama yang sebelumnya merupakan dari dealer brand Jepang. Sehingga, kata dia, pihak dealer pasti memiliki jaringan untuk mendapatkan mekanik handal. "Mereka berpengalaman menggarap teknisi," ujarnya.