Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemerintah memulai suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan, pekan ini.
Selain Moderna, suntikan booster bagi tenaga kesehatan dapat menggunakan vaksin Covid-19 yang serupa dosis pertama dan kedua.
Di daerah, masih banyak tenaga kesehatan yang baru mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Pemerintah memulai suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan pada pekan ini. Sasaran suntikan booster atau pemacu kekebalan tubuh ini adalah tenaga kesehatan di rumah sakit nasional yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan dosis ketiga vaksin Covid-19 ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, meski negara lain sudah memulainya pada kelompok rentan. “Kami menggunakan Moderna untuk suntikan booster ini,” kata Nadia kepada Tempo, kemarin.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan ini menyebutkan distribusi vaksin Covid-19 untuk booster bagi tenaga kesehatan tersebut menggunakan jalur reguler, yaitu dari Kementerian Kesehatan dibagikan kepada dinas kesehatan daerah. Pemberian dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di tingkat provinsi dijadwalkan berlangsung pekan depan.
Menurut Nadia, pemerintah belum berencana mengembangkan suntikan ketiga bagi kelompok masyarakat rentan, karena keterbatasan vaksin. Ia menjelaskan, pemerintah saat ini masih berkonsentrasi memberikan suntikan pertama dan kedua kepada masyarakat. “Kekebalan kelompok jauh lebih penting saat ini,” kata Nadia.
Pemberian suntikan dosis ketiga bagi tenaga kesehatan dimulai secara simbolis, dua pekan lalu. Sebanyak 50 tenaga medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menerima suntikan booster ini. Mereka menggunakan vaksin Moderna, yang disumbangkan oleh Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia sudah menerima 3 juta dosis vaksin Moderna dari total 4,5 juta dosis yang dijanjikan.
Sesuai dengan rencana, sebanyak 1,47 juta tenaga kesehatan di Indonesia segera menerima dosis ketiga ini. Kementerian Kesehatan sudah memberitahukan ihwal rencana suntikan booster ini kepada dinas kesehatan dan kepala fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Lewat surat edaran tertanggal 23 Juli lalu itu, Kementerian Kesehatan menginformasikan bahwa suntikan ketiga akan diberikan kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang berusia minimal 18 tahun.
Sejumlah tenaga kesehatan menunggu giliran untuk disuntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Tamblong, Bandung, Jawa Barat, 25 Februari 2021. TEMPO/Prima Mulia
Dalam edaran itu, Kementerian Kesehatan secara tersirat membolehkan penggunaan vaksin selain Moderna sebagai booster bagi tenaga kesehatan. Tapi Kementerian tidak menyebutkan merek vaksin tersebut. Kementerian Kesehatan hanya menyatakan bahwa vaksin dosis ketiga bisa menggunakan platform yang sama dengan pada suntikan pertama dan kedua, dengan syarat berjarak tiga bulan dari pemberian suntikan dosis kedua.
Upaya pemberian suntikan dosis ketiga ini mengemuka ketika situasi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin tak terkendali, bulan lalu. Ikatan Dokter Indonesia lantas mengusulkan pemberian booster vaksin bagi tenaga kesehatan karena banyak dari mereka yang terjangkit virus dan meninggal akibat Covid-19. Berdasarkan data pemerintah, tercatat 1.500 tenaga kesehatan meninggal akibat Covid-19 hingga kemarin.
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional juga merekomendasikan pemberian suntikan ketiga buat pekerja kesehatan. Produsen vaksin, seperti Pfizer, juga telah meneliti dan merekomendasikan pemberian suntikan ketiga untuk meningkatkan imunitas. Mereka juga menyiapkan vaksin khusus untuk melawan varian delta yang saat ini menjadi penyebab lonjakan penularan wabah di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Dari Aceh dilaporkan dinas kesehatan setempat menyatakan bahwa data tenaga kesehatan yang akan menerima suntikan ketiga di daerahnya masih sama dengan pada awal vaksinasi. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murahman, mengatakan kendala pemberian suntikan booster ini bukan pada data sasaran.
Kendala yang dihadapi daerah tersebut adalah jumlah vaksin Covid-19 yang sampai ke daerah masih terbatas. Bahkan banyak daerah di Aceh mengeluhkan pasokan vaksin dosis pertama dan kedua bagi masyarakat yang serba terbatas. “Banyak kabupaten dan kota yang stoknya hanya bisa sampai tiga hari lagi,” kata Iman.
Sesuai dengan data Dinas Kesehatan Aceh, baru 81 persen tenaga kesehatan di sana yang menerima suntikan dosis kedua. Bahkan masih ada tenaga kesehatan yang baru menerima suntikan dosis pertama.
Vaksinasi dosis pertama bagi warga Aceh juga baru 16 persen dari total 4 juta orang yang akan divaksin. Lalu masyarakat yang sudah mendapat suntikan dosis kedua sebesar 10 persen. Secara nasional, Aceh berada di peringkat sepuluh terbawah dalam hal angka vaksinasi provinsi.
Menurut Iman, pemerintah daerah sudah meminta tambahan stok vaksin Covid-19 kepada pemerintah pusat untuk mencapai target. Tapi permintaan itu tidak bisa segera dipenuhi karena keterbatasan stok vaksin.
Tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Zainal Abidin, Aceh, Ismanidar, mengaku baru mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama, pekan lalu. “Jangankan dosis ketiga, saya baru saja suntik pertama,” katanya.
INDRI MAULIDAR
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo