SEBUAH komputer kecil hilang dari ruang Laboratorium Sipil ITB, Bandung, 1 Juni lalu. Mahasiswa tingkat terakhir, yang biasa menggunakan alat itu untuk perhitungan beton, tentu kalang kabut. Polisi yang dilapori tak menemukan jejak apa-apa. Tapi diduga, pencurinya bukan orang sembarangan. "Kalau orang biasa, masa komputer yang dicuri," kata Kapten Diraja, kapolsek Coblong. Petunjuk akhirnya diperoleh ketika Ir. Dradjat, ahli komputer di Laboratorium Sipil ITB, menerima sepucuk surat. Pengirimnya menamakan diri Hell Angle Indonesta. Lewat surat itu dia memmta agar kunci sandi dan rumus-rumus komputer ditempel di papan pengumuman, paling lambat 7 Juni siang. Kalau itu dipenuhi, komputer akan dikembalikan. Polisi segera diberitahu dan perangkap pun diipasang. Sore hari batas waktu yang ditentukan itu, seorang pria bertubuh tinggi bercelana jin muncul naik sepeda motor. Ia turun dari kendaraan, menoleh kiri kanan dan menghampiri papan pengumuman. Begitu ia menyobek kertas - yang berisi sederet sandi palsu - pemuda itu pun ditangkap. Ternyata, ia Johnson, 20, mahasiswa Sipil ITB tingkat dua. Dan dialah, memang, Si pencuri komputer. Pemuda itu mengaku tergila-gila kepada komputer, dan ingin mencoba membuatnya. "Kalau cuma bikin amplifier atau pesawat CB gampang," ujar anak pendeta itu. Ternyata, setelah komputer dibawa ke rumahnya, ia kebingungan karena tak bisa mengoperasikannya. Sebab itulah ia menulis "surat ancaman". Itulah yang mengherankan rekan-rekannya. "Cara mengoperasikan saja belum bisa. Mengherankan kalau dia bilang mau membuat komputer," komentar Ahmad Nur, mahasiswa tingkat IV di situ.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini