Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Swadaya Warga Menghadang Wabah

Masyarakat membuat sendiri cairan disinfektan untuk digunakan di lingkungan masing-masing.

27 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga menyemprotkan cairan disinfektan secara mandiri di perumahan kawasan Gunung Balong, Jakarta Selatan, 21 Maret lalu. ANTARA/Reno Esnir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengurus Rukun Tetangga (RT) 05 di Rukun Warga (RW) 015 Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, mendatangi satu per satu rumah warga pada 25 Maret lalu. Mereka mengenakan masker dan sarung tangan karet serta membawa tabung yang berisi cairan disinfektan. Cairan itu kemudian disemprotkan di depan rumah warga yang didatangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami beli alat semprotnya Rp 400 ribu. Cairan disinfektan dibuat (sendiri) mengikuti petunjuk dari puskesmas," kata Bendahara RT 05, Abba, 50 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abba memaparkan, untuk membuat formula disinfektan, mereka menggunakan bahan dasar cairan pemutih pakaian, cairan pembersih lantai, dan detergen bubuk. Setelah dicampur dengan air dalam takaran yang telah ditentukan, disinfektan sudah siap digunakan untuk menangkal penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). "Tiap warga juga dapat satu botol cairan disinfektan untuk mengelap barang-barang dan mengepel lantai di rumah masing-masing," ujar Abba.

Upaya serupa juga dilakukan di RT 04, RW 07, Tebet Barat, Jakarta Selatan. Pengurus lingkungan berkeliling menyemprotkan disinfektan ke sejumlah tempat usaha di sepanjang Jalan Raya Tebet Barat. Mereka memodifikasi galon air berukuran 18 liter dan selang untuk dijadikan alat semprot. "Cairan ini bikinan sendiri," kata Rizky, 40 tahun, pengurus lingkungan setempat.

Lurah Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Danang Widjanarka, mengatakan setiap kelurahan sebenarnya sudah mendapat cairan disinfektan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun jumlahnya sangat terbatas. Karena itu, yang diutamakan adalah fasilitas umum, seperti rumah ibadah, sekolah, dan puskesmas.

Menurut Danang, di Kelurahan Sunter Agung terdapat 20 RW dan 200 RT dengan jumlah warga sebanyak 84 ribu jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan disinfektan, kelurahan menggandeng seorang warganya yang memiliki usaha laundry untuk meracik sendiri cairan disinfektan.

Cairan yang berisi campuran beberapa pembersih pakaian tersebut mengandung larutan alkali, klorin, NaOCl, hidrogen peroksida, sodium perborat, dan sodium perkarbonat. "Dicek petugas puskesmas, sesuai dengan standar cairan disinfektan," ujar Danang.

Lurah Kebagusan, Leo Yudhantara Harahap, mengatakan untuk mencegah penyebaran virus corona, petugas kelurahan telah memberikan petunjuk teknis pembuatan disinfektan. Dengan petunjuk itu, ia mengklaim, warganya sudah dapat secara mandiri menyemprotkan disinfektan di lingkungan masing-masing.

Di Kelurahan Kebagusan, kata Leo, petugas bisa berfokus pada penyemprotan disinfektan di sejumlah fasilitas umum secara periodik, terutama tempat yang sering didatangi masyarakat. Lokasi itu di antaranya adalah halte bus Transjakarta, jembatan penyeberangan orang, dan trotoar. "Dinihari disemprot. Jadi, ketika pagi digunakan, fasilitas itu sudah bersih," ujar Leo. FRANSISCO ROSARIANS


Swadaya Warga Menghadang Wabah

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus