Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Jalan tol layang Jakarta-Cikampek II hampir rampung. Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek, Djoko Dwijono, mengatakan pekerjaan konstruksi telah dirampungkan sampai 99,95 persen. Rencananya, jalan tol bertingkat pertama di Indonesia ini bisa digunakan menjelang liburan Natal tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalan layang itu berada di sebagian ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, terbentang 36,4 kilometer dari Cikunir hingga Karawang Barat. Jalan tersebut diharapkan menambah kapasitas jalan tol yang ada serta memisahkan lalu lintas jarak pendek dengan jarak jauh. Setelah jalan tol layang beroperasi, kendaraan dari Jakarta ke Bekasi-Cikarang dan sebaliknya wajib melalui ruas darat, sementara kendaraan tujuan Bandung, Cirebon, dan sebaliknya melewati jalan layang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Akhir bulan ini rampung 100 persen," ujar Djoko di lokasi, kemarin. "Sisa menyelesaikan pekerjaan barrier di bagian bawah dan perataan bagian sambungan." Menjelang tenggat, dia melanjutkan, pekerja mengebut tugas mereka. Misalnya, melakukan uji beban di 15 titik, yang terakhir berlangsung tadi malam. Pekerja melengkapi jalan dengan rambu-rambu.
Tahap berikutnya dari uji berat adalah uji laik fungsi. Sertifikat laik fungsi diperlukan sebelum izin operasi diberikan.
Setelah jalan dibuka nanti, kata Djoko, pekerjaan pelengkap masih berlangsung. Di antaranya pembuatan delapan pintu darurat dan tangga keselamatan. Saat ini, baru dua titik darurat yang sudah berfungsi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono optimistis pengoperasian jalan tol ini bisa dibuka menjelang libur Natal dan tahun baru 2020. "Mudah-mudahan seminggu lagi jadi," ujar dia. "Nanti akan kami lakukan soft launching untuk Natal dan tahun baru."
Basoeki mengatakan jalan layang tersebut hanya diperuntukkan bagi kendaraan golongan I, yaitu sedan, jip, pikap dengan batas kecepatan 80 kilometer per jam. Artinya, truk tak diperbolehkan melewati jalur tersebut.
Soal tarif, Basoeki mengatakan belum menyelesaikan hitung-hitungannya. Prinsipnya, tarif tidak akan memberatkan pengguna jalan. Untuk sementara, dia melanjutkan, kendaraan di jalan tol layang tak dikenai biaya tambahan. "Setelah soft launching tetap dengan tarif biasa karena ini hanya penambahan jalur dari tol existing. Jadi, bukan gratis," ujar Basoeki. LARISSA HUDA (CIKARANG) | INGE KLARA SAFITRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo