GEDUNG balaikota DKI Jakarta rawan. Pencurian terjadi
berkali-kali belakangan ini.
Sebagai kantor yang merupakan pusat pelayanan bagi 6,5 juta
warga kota, balaikota memang sangat terbuka. Siapa saja bebas
masuk ke sana, tidak terkecuali penjaja makanan, pengecer undian
harapan dan para penjual buku.
Karena itu mulai 1 April yad., tiap karyawan DKI diwajibkan
mengenakan tanda pengenal. Kewajiban ini sudah ditetapkan sejak
lama, tapi Kepala dinas rumah tangga, Letkol. Pratiknyo,
bermaksud memperketat pelaksanaannya.
Secara fisik, usaha pengamanan juga akan lebih ditingkatkan.
Direncanakan antara lain memagar balaikota, menjalin kerjasama
antara dinas rumah tangga, hansip, polisi dan sub garnizun.
Malahan mungkin ditambah dengan pasukan anjing yang terdiri dari
anjing ronda, anjing jaga dan anjing pelacak.
Sampai sekarang, personil petugas keamanan balaikota hanya
terdiri dari 15 hansip, 30 petugas dinas rumah tangga dan 7
polisi. Jumlah ini jelas tidak memadai untuk mengawasi gedung
luas yang terdiri dari 7 blok dan sebagian berlantai 25. Karena
itu sejak 2 bulan silam, mereka dibantu oleh sistem yang disebut
watchman clock. Dalam pelaksanaannya, tiap kali memeriksa
ruangan, petugas yang bersangkutan harus mematokkan jam kontrol
ke dinding kontrol.
Mukena
Dengan demikian komandan jaga dapat mengetahui apakah anak
buahnya bertugas atau tidak. Berkat jam kontrol itulah, rencana
pencurian Rp 11 juta akhir Januari lalu gagal total. Engsel
brankas di blok G itu memang sudah digergaji, tapi jejak si
pencuri sial itu sampai sekarang tidak berhasil ditelusuri.
Barang-barang yang tergeletak dalam mobil yang diparkir di
halaman DKI juga merupakan sasaran empuk bagi pencuri. Selama
tahun 1980 terjadi 10 x pencurian barang semacam itu, di samping
2 sepeda motor dan 2 sepeda biasa. Sepatu, sandai, jaket, helm,
uang, sudah tidak terhitung lagi. Bahkan sehelai mukena milik
seorang karyawati ikut disambar maling. Sekitar 6 bulan lalu,
Kepala Humas DKI yang lama, B. Harahap kecolongan tas kerja
berikut surat-surat penting di dalamnya. Barang ini semula
diletakkan di atas meja tulisnya.
Pratiknyo mengakui bahwa pencurian lebih sering terjadi pada
siang hari. Ketika ditanya "mengapa balaikota sering kecurian,"
Pratiknyo heran. "Sering kecurian itu tak betul. Bahwa
pengamanan lebih ditingkatkan, itu yang betul." Jadi ada
bedanya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini