Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tangan panjang di balaikota

Pencurian-pencurian sering terjadi di gedung balai kota dki jakarta. usaha pengamanan akan ditingkatkan. para pencurinya tidak berhasil ditelusuri.(kt)

7 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GEDUNG balaikota DKI Jakarta rawan. Pencurian terjadi berkali-kali belakangan ini. Sebagai kantor yang merupakan pusat pelayanan bagi 6,5 juta warga kota, balaikota memang sangat terbuka. Siapa saja bebas masuk ke sana, tidak terkecuali penjaja makanan, pengecer undian harapan dan para penjual buku. Karena itu mulai 1 April yad., tiap karyawan DKI diwajibkan mengenakan tanda pengenal. Kewajiban ini sudah ditetapkan sejak lama, tapi Kepala dinas rumah tangga, Letkol. Pratiknyo, bermaksud memperketat pelaksanaannya. Secara fisik, usaha pengamanan juga akan lebih ditingkatkan. Direncanakan antara lain memagar balaikota, menjalin kerjasama antara dinas rumah tangga, hansip, polisi dan sub garnizun. Malahan mungkin ditambah dengan pasukan anjing yang terdiri dari anjing ronda, anjing jaga dan anjing pelacak. Sampai sekarang, personil petugas keamanan balaikota hanya terdiri dari 15 hansip, 30 petugas dinas rumah tangga dan 7 polisi. Jumlah ini jelas tidak memadai untuk mengawasi gedung luas yang terdiri dari 7 blok dan sebagian berlantai 25. Karena itu sejak 2 bulan silam, mereka dibantu oleh sistem yang disebut watchman clock. Dalam pelaksanaannya, tiap kali memeriksa ruangan, petugas yang bersangkutan harus mematokkan jam kontrol ke dinding kontrol. Mukena Dengan demikian komandan jaga dapat mengetahui apakah anak buahnya bertugas atau tidak. Berkat jam kontrol itulah, rencana pencurian Rp 11 juta akhir Januari lalu gagal total. Engsel brankas di blok G itu memang sudah digergaji, tapi jejak si pencuri sial itu sampai sekarang tidak berhasil ditelusuri. Barang-barang yang tergeletak dalam mobil yang diparkir di halaman DKI juga merupakan sasaran empuk bagi pencuri. Selama tahun 1980 terjadi 10 x pencurian barang semacam itu, di samping 2 sepeda motor dan 2 sepeda biasa. Sepatu, sandai, jaket, helm, uang, sudah tidak terhitung lagi. Bahkan sehelai mukena milik seorang karyawati ikut disambar maling. Sekitar 6 bulan lalu, Kepala Humas DKI yang lama, B. Harahap kecolongan tas kerja berikut surat-surat penting di dalamnya. Barang ini semula diletakkan di atas meja tulisnya. Pratiknyo mengakui bahwa pencurian lebih sering terjadi pada siang hari. Ketika ditanya "mengapa balaikota sering kecurian," Pratiknyo heran. "Sering kecurian itu tak betul. Bahwa pengamanan lebih ditingkatkan, itu yang betul." Jadi ada bedanya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus