Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Target Tinggi, Stok Tak Mencukupi

Sejumlah daerah kesulitan mencapai target karena kekurangan pasokan vaksin Covid-19.

9 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 untuk penyandang disabilitas di Wyataguna, Bandung, Jawa Barat, 8 Juli 2021. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Target vaksinasi Covid-19 sebesar 1 juta orang per hari belum konsisten tercapai di lapangan.

  • Sejumlah daerah kesulitan mencapai target karena kekurangan pasokan vaksin Covid-19.

  • Vaksin Covid-19 yang diimpor oleh pemerintah harus diolah lebih dulu, baru didistribusikan ke daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Target vaksinasi Covid-19 sebesar 1 juta orang per hari belum terealisasi secara konsisten. Sejak Presiden Joko Widodo mencanangkan target itu pada 26 Juni lalu, hingga saat ini, angka itu baru tercapai di enam hari. Capaian di sisa enam hari lainnya jauh di bawah harapan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengaitkan kegagalan mencapai target itu dengan lonjakan penularan wabah. “Mereka takut ke luar rumah karena kasus sangat tinggi. Belum lagi yang anggota keluarganya positif Covid-19,” kata dia, kemarin. Kendala lain adalah pembatasan darurat yang menghambat pergerakan orang, termasuk ke lokasi vaksinasi.

Penjelasan Nadia itu berbeda dengan keterangan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Ganip Warsito. Menurut dia, antusiasme masyarakat untuk divaksinasi Covid-19 saat ini justru semakin tinggi. “Ada kesadaran akan pentingnya vaksinasi karena syarat sertifikat vaksinasi sudah menjadi satu dokumen yang penting,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu. Namun, dia melanjutkan, penyuntikan massal tersendat akibat keterbatasan vaksin.

Akhir Juni lalu, Presiden Jokowi mengatakan percepatan vaksinasi itu dibutuhkan agar kekebalan komunitas atau herd immunity segera tercipta di masyarakat. Kekebalan komunitas ini diharapkan berimplikasi pada penurunan laju wabah.

Satu hari berikutnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Presiden Jokowi ingin meningkatkan target vaksinasi menjadi 2 juta dosis per hari mulai Agustus mendatang. “Beliau (Presiden Jokowi) juga menambahkan, kalau perlu dinaikkan menjadi 5 juta (dosis per hari),” kata Budi, Selasa lalu.

Budi optimistis target tersebut tercapai dengan melihat pasokan vaksin dari luar negeri semakin banyak tiba di Tanah Air. Ia mengatakan sekitar 31 juta dosis vaksin akan segera tiba pada bulan ini, lalu 45 juta dosis akan datang pada Agustus mendatang.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca, di Pendopo Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 30 Juni 2021. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

Namun angka-angka itu hanya di atas kertas. Fakta di lapangan, target imunisasi secara nasional ini hanya tercapai pada 27, 29, dan 30 Juni serta 1, 6, dan 7 Juli. Pada hari lainnya, realisasi vaksinasi ini jauh di bawah target.

Kendala utama vaksinasi di lapangan lebih banyak disebabkan oleh pasokan vaksin ke daerah yang menipis. Kondisi ini disampaikan berbagai daerah kepada pemerintah pusat, di antaranya lewat grup percakapan WhatsApp yang dikoordinasikan Kementerian Kesehatan.

Kondisi serupa diungkapkan oleh juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepulauan Riau, Mochammad Bisri. Dia mengatakan stok vaksin di wilayah kerjanya tersisa 10 ribu ampul, baik merek Sinovac maupun AstraZeneca. Ia memprediksi ketersediaan ini hanya dapat bertahan hingga dua hari ke depan. Padahal Kepulauan Riau menargetkan bisa mengimunisasi 1,4 juta orang pada akhir Juli ini. 

Bisri mengatakan sudah melaporkan kondisi tersebut kepada Pemerintah Provinsi untuk diteruskan ke pemerintah pusat. “Tinggal menunggu pemberitahuannya saja,” kata dia.

Amsakar Achmad, Wakil Wali Kota Batam, Kepulauan Riau, lebih dulu menyuarakan kekurangan stok vaksin Covid-19 di tempat kerjanya. Ia mengatakan pemerintah daerah sulit mengejar target imunisasi karena stok yang menipis.

Siti Nadia Tarmizi menyatakan stok vaksin masih mencukupi. Hanya, vaksin Sinovac yang diterima oleh pemerintah masih dalam bentuk bahan baku atau bulk. PT Bio Farma harus lebih dulu mengolah bahan baku vaksin Sinovac itu selama dua pekan sebelum bisa didistribusikan.

Kondisi serupa terjadi pada vaksin AstraZeneca yang baru diterima Indonesia dari pemerintah Jepang. Pemerintah lebih dulu mengawasi kualitas atau quality control atas vaksin sebelum dibagi ke daerah.

Kendala lain, kata Nadia, adalah muncul persoalan dalam urusan keterbaruan data peserta vaksinasi dari daerah. “Mereka harus entry di sistem supaya ter-update datanya. Kami tak bisa tiba-tiba kirim vaksin,” ujar Nadia.

Ganip Warsito mengatakan pemerintah sudah berupaya mempercepat kedatangan vaksin Covid-19 untuk menutupi kekurangan stok di lapangan. Ia menyebutkan, pemerintah baru saja menerima 900 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari target 2,1 juta dosis dari Jepang. Sisanya, sekitar 1,2 juta dosis, akan tiba pada pertengahan Juli ini. Lalu pemerintah juga akan menerima bantuan vaksin Moderna sebanyak 4,5 juta dosis dari Amerika Serikat. Vaksin Moderna ini dijadwalkan tiba di Tanah Air pada 10 dan 15 Juli mendatang. “Pemerintah akan terus melakukan percepatan untuk mendatangkan vaksin Covid-19 sesuai dengan target,” kata Ganip.

EGI ADYATAMA | PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA) | DIKO OKTARA | ANT
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus