Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga bakal naik kereta rute Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta jika tarifnya per penumpang Rp 75-100 ribu. Harga tiket kereta bandara tersebut pernah diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau masih Rp 75-100 ribu saya pasti pilih naik kereta api dari bandara. Lebih cepat dan nyaman,” kata Michelle, 32 tahun, seorang karyawan swasta yang ditemui Tempo di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu11 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, kehadiran kereta bandara sangat ia butuhkan karena pekerjaannya menuntut untuk sering keluar kota dengan pesawat.
“Kalau naik taksi, atau angkutan umum lainnya juga hampir segitu harganya tapi lama,” kata dia.
Hal yang sama juga diungkapkan Joy, karyawan perusahaan swasta. Menurut dia, kereta bandara ini sangat ditunggu-tunggu karena bakal lebih cepat.
“Di beberapa kota lainnya saya lihat banyak yang sudah punya,” kata dia.
Kereta Bandara Soekarno-Hatta diproyeksikan bisa mengangkut 33,9 ribu penumpang per hari atau 20 persen dari rata-rata jumlah penumpang pesawat.
Untuk tahap awal, PT Railink mengoperasikan empat rangkaian kereta berisi enam gerbong yang berangkat dari Stasiun Sudirman Baru, dengan waktu tempuh maksimal 1 jam. Setelah peron dan jalur khusus di Stasiun Manggarai selesai pada akhir tahun ini, rangkaian kereta pun akan ditambah menjadi 10.
Jadi ada 4 stasiun yang menjadi tempat pemberhentian, yakni Stasiun Manggarai-Stasiun Sudirman Baru-Stasiun Duri-Stasiun Batuceper-Stasiun Bandara Soetta. Panjang jalur ini sekitar 36,3 kilometer.
Kereta bandara tersebut dirancang dengan sistem yang terkoneksi dengan server sehingga ketika kuota penumpang sudah penuh, sistem otomatis akan mencatat dan mengunci data penumpang. Walhasil tidak akan ada penumpang yang berdiri seperti di KRL atau komuter.