Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Taruhan Besar Negeri Kecil

Portugal mempertaruhkan dana triliunan rupiah untuk mempersiapkan perhelatan Piala Eropa.

14 Juni 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI-hari ini demam sepak bola semakin merasuki masyarakat Portugal. Negara kecil dengan penduduk 10 juta jiwa ini melupakan problem keseharian dan larut dalam perhelatan Piala Eropa, yang mulai digelar 12 Juni lalu. Jika tidak datang di stadion, di mana-mana orang memelototi pertandingan sepak bola di televisi. Kalaupun sedang bekerja, mereka sambil memperbincangkan topik yang sama: sepak bola.

Gairah warga negeri itu bahkan sudah melonjak beberapa pekan sebelumnya saat FC Porto menjadi juara Liga Champions 2004. Mereka menyemut di jalanan menuju Stadion Dragao, menyambut sang juara dengan sorak kegirangan dan lengkingan trompet.

Di stadion itu pula, kejuaraan Piala Eropa 2004 digulirkan. Stadion baru ini langsung disiapkan begitu Portugal ditetapkan sebagai tuan rumah oleh Persatuan Sepak Bola Eropa (UEFA) pada 12 Oktober 1999 silam. Dengan semboyan "Kami Mencintai Sepak Bola", Portugal secara mengejutkan menyingkirkan dua negara lain, Austria-Hungaria, yang juga mendambakan menjadi tuan rumah.

Semula UEFA lebih menjagokan Spanyol. Namun, lembaga ini akhirnya memberi kepercayaan kepada Portugal dengan pertimbangan prestasi sepak bolanya cukup bagus, yaitu menjuarai Piala Dunia Junior 1991. Dari sinilah lahir bintang-bintang sepak bola yang disegani, seperti Luis Figo dan Rui Costa. Alasan lain? Negeri di ujung Jazirah Iberia itu belum pernah menjadi tuan rumah, sedangkan Spanyol pernah menggelar Piala Eropa 1964.

Pemerintah Portugal tak mau hajatan besar yang dipercayakan kepada mereka berlangsung seadanya. Sepuluh stadion disiapkan, tujuh di antaranya merupakan stadion baru. Untuk stadion lama, kapasitas penontonnya ditambah sehingga mampu menampung tak kurang dari 30 ribu penonton. Itu semua untuk memanjakan para bintang sepak bola dari 16 negara finalis.

Selain Stadion Dragao (Porto), stadion baru yang dibangun yakni Estadio da Luz (Lisabon), Stadion Jose Alvalade (Lisabon), Stadion Algarve (perbatasan Faro dan Loule), Stadion Kota Braga (Braga), Stadion Kota Aveiro (Aveiro), dan Stadion Dr. Magalhaes Pessoa (Leiria). Adapun tiga stadion yang dipugar adalah Cidade de Coimbra (Coimbra), Stadion Dom Afonso Henriques (Guimaraes), dan Stadion Bessa Seculo XXI (Porto).

Dari tujuh stadion baru itu, Estadio da Luz (Stadium of Light) menyedot dana paling besar, yaitu US$ 142 juta (sekitar Rp 1,3 triliun). Di stadion megah berkapasitas 50.948 tempat duduk ini, partai final akan digelar pada 4 Juli 2004.

Portugal sudah merogoh kocek dalam-dalam untuk menyelenggarakan Piala Eropa 2004. Tak kurang dari US$ 4,8 miliar (sekitar Rp 44 triliun) dihabiskan. Untuk membangun dan memugar stadion saja dibutuhkan dana US$ 869 juta (sekitar Rp 7,9 triliun). Sisanya untuk membangun jalur kereta api cepat, fasilitas kesehatan, dan tempat pelayanan umum lainnya. Dalam sejarah negeri Portugal, Piala Eropa merupakan proyek yang menyedot dana paling besar. "Ini investasi sangat besar untuk negara sekecil Portugal," kata Jose Luis Arnaut, Wakil Perdana Menteri Portugal yang membawahkan urusan olahraga.

Taruhan besar pantas dipasang karena Piala Eropa merupakan kejuaraan olahraga terbesar ketiga di dunia setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Portugal berharap pemasukan yang datang akan sebanding dengan pengeluarannya. Tapi, yang lebih penting lagi, negara ini bisa menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak tertinggal dari negara Eropa lainnya.

Selama ini Portugal sering dipandang sebelah mata karena dinilai sebagai salah satu anggota Uni Eropa yang paling miskin. Pendapatan per kapita orang Portugal rata-rata US$ 18 ribu (sekitar Rp 165,6 juta). Bandingkan dengan Jerman, yang pendapatan per kapitanya US$ 26.600.

Keberhasilan negeri itu menggelar kejuaraan Piala Eropa akan menghapus penilaian miring. Jadi, "Piala Eropa 2004 merupakan sarana bagi bangsa Portugis untuk mengatakan kepada dunia bahwa kami bisa," ujar pelatih tim nasional Portugal asal Brasil, Luiz Filipe Scolari.

Hanya, persiapan Portugal tak semulus yang diharapkan. Pergantian pemerintahan pada 2002 membuat panitia harus berpikir keras menghemat dana. Sebab, pemerintahan sosialis yang menggantikan pemerintahan konservatif menolak mengucurkan dana untuk klub-klub guna membangun stadion baru. "Tidak ada lagi euro untuk Piala Eropa," demikian pernyataan resmi dari pemerintah baru Portugal saat itu.

Beruntung ada klub dan dewan kota pemilik stadion-stadion tersebut. Merekalah penyandang dana terbesar pembangunan dan pemugaran stadion, yaitu 75 persen. Pemerintah pusat hanya membantu 21,5 persen dan 4,5 persen, sisanya pinjaman dari Uni Eropa. Mereka sadar bahwa modal tidak akan kembali dalam waktu cepat. Mereka hanya berharap pada "efek Barcelona". Portugal belajar dari Olimpiade Barcelona 1992, ketika kunjungan wisata meningkat pada tahun-tahun berikutnya akibat publikasi yang gencar.

Sejumlah dewan kota juga sempat dihantam kritik dari masyarakat yang menganggap alokasi dana untuk stadion baru terlalu besar. Mereka menganggap pemerintah hanya menghamburkan uang. Sebuah akuntan publik di Portugal menyatakan, biaya pembangunan enam dari tujuh stadion baru membengkak sampai dua kali lipat dari perkiraan awal.

Kecaman terutama datang dari penduduk kota-kota kecil. Mereka menilai sebenarnya hanya penduduk di kota besar yang antusias menyaksikan pertandingan sepak bola. Buktinya, cuma tiga klub yang selalu dipadati penonton bila sedang bertanding, yaitu FC Porto, serta dua klub besar dari Lisabon, Sporting dan Benfica. Jumlah rata-rata penonton yang menyaksikan Liga Utama Portugal juga tak banyak, hanya 6.000 orang. Padahal stadion yang digunakan untuk pertandingan rata-rata berkapasitas di atas 20 ribu tempat duduk.

Jajak pendapat yang dilakukan stasiun televisi lokal RTP menunjukkan, satu dari dua penduduk Portugal percaya bahwa biaya yang sudah dikeluarkan tidak akan tertutupi oleh hasil penjualan tiket 31 pertandingan Piala Eropa 2004. Namun, 32 persen responden menyatakan investasi akan meningkatkan perekonomian negeri itu. Mereka juga percaya panitia akan mengeruk keuntungan dari Piala Eropa 2004.

Pro dan kontra semacam itu mulai tenggelam ketika perhelatan Piala Eropa semakin mendekat, berganti dengan suasana pesta yang merebak di penjuru Portugal. Kota-kota tempat pertandingan sudah siap menyambut para bintang Eropa. Petugas keamanan disiagakan di sejumlah titik rawan, termasuk di Vila Real de Santo Antonio, kota kecil di daerah selatan yang berbatasan dengan Spanyol.

Pemerintah Portugal tak mau para perusuh membuyarkan perhelatan yang sudah disiapkan sejak lima tahun lalu itu. Apalagi, Maret lalu Madrid diguncang ledakan bom yang menewaskan 191 orang dan melukai 1.800 orang lainnya. Tak aneh bila sejak pekan lalu polisi Portugal memeriksa dengan teliti seluruh pelintas batas.

Tak kurang dari sejuta penggila sepak bola dari penjuru Eropa diperkirakan bakal menyerbu Portugal, termasuk para pendukung kesebelasan Inggris yang suka bikin onar. Para penonton yang sudah lolos pemeriksaan di perbatasan tak boleh bersenang hati karena penonton yang kedapatan bertingkah aneh akan diciduk untuk menjalani tes narkoba dan alkohol. Yang kadar alkohol dalam darahnya melebihi batas aman untuk mengemudi tak boleh masuk ke stadion.

Portugal juga mendapat bantuan dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang menyiagakan pesawat tempur F-16 untuk menjaga wilayah udara. Pesawat itu akan mendeteksi setiap pesawat yang dicurigai. "Kami sudah siap mengamankan Piala Eropa 2004," ujar Jenderal Leonel Carvalho, koordinator pengamanan Piala Eropa 2004.

Dengan pengamanan seperti itu, warga Portugal dan juga warga dunia bakal lebih asyik menikmati suguhan menarik dari para bintang Piala Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus