ADA teka-teki kecil dari hotel besar Grand Hyatt di Plaza Indonesia, Jakarta. Ceritanya begini. Suharto, 30-an, istri dan bayi mereka 10 bulan (didampingi baby sitter-nya) jalan-jalan di toserba Sogo. Kemudian mereka mampir di "Fountain Lounge", restoran di hotel yang seatap dengan Sogo itu. Lihat punya lihat, karena tak ada makanan yang cocok, lalu mereka pindah ke "Grand Cafe" -- juga di hotel yang sama. Belum sempat apa-apa, mereka didatangi Manfred Kalcher, executive assistant manager hotel mewah ini. Suharto ditegur karena membawa perawat bayi yang berseragam putih. "Dia sebut baby sitter dengan istilah maid atau babu. Dia tidak suka babu masuk hotel itu, karena merusak citra," cerita Suharto. Kalaupun ingin membawa babu, harus didandani dulu. "Mau didandani bagaimana, itu kan seragam baby sitter. Masa, mesti kayak bintang film?" kata Suharto. Karena suhu makin panas dan Suharto tak ingin ribut, ia meninggalkan tempat itu. "Kalcher mengantar sampai ke eskalator, seperti ingin memastikan kami benar-benar sudah pergi," katanya. Sesudah mengamankan istri, anak, serta baby sitter, ia balik ke Grand Hyatt. Maksudnya, menemui general manager. Tapi ketika melalui coffee shop, dengan penasaran ia bertanya pada seorang pelayan ihwal larangan itu. Ternyata, pelayan tidak mengetahui adanya larangan seperti itu. Sambil menunggu general manager yang konon sedang keliling hotel, Suharto melihat ada tamu yang makan, dan, eh, bawa baby sitter juga. Jadi, ketika Kalcher lewat, Suharto meminta penjelasan. "I will take care of it," jawab Kalcher, seperti ditirukan Suharto. Namun, janji Kalcher itu menguap begitu saja, hingga Suharto penasaran. Makanya, karyawan perusahaan IBM di Jakarta ini melayangkan surat pembaca di koran Jakarta Post, akhir April lalu. Surat itu tak ditanggapi. "Tapi malah beredar berita bohong tentang saya," ujar Suharto kepada Lenah Susianty dari TEMPO. Dan itu muncul awal Mei lalu di majalah Jakarta-Jakarta. Di situ Kalcher bilang masalahnya waktu itu karena Suharto sendiri mengenakan pakaian tak pantas: bercelana pendek, kaus singlet, dan sandal jepit. Membaca itu, Suharto sewot. "Kenapa nggak bilang telanjang saja sekalian? Saya waktu itu pakai sportshirt, sepatu kets, dan jeans," katanya. Dengan penampilan seperti itu selama ini ia tak pernah kesulitan, bahkan di hotel mewah mancanegara. Pada saat bersamaan di hari nahasnya itu, ia juga melihat ada orang asing bercelana pendek. "Kok nggak dimasalahkan?" gerutunya. "Saya nggak tahu. Saya nggak ada di situ," kata Henny Verhage-Udy. Menurut Manajer Komunikasi Pemasaran Hotel Grand Hyatt itu, duduk soal bukan pada urusan baby sitter. "Lihat, masih banyak tuh, baby sitter dibawa ke sini," ujarnya. Juga bukan urusan pakaian. Namun, untuk menjernihkan soal, sejauh ini Suharto belum dihubungi pihak Grand Hyatt. Jadi, kalau bukan soal baby sitter, bukan pula soal celana pendek yang dipakai Suharto, lalu apa? "Mungkin ada hal lain di balik itu," kata Henny berteka-teki. Siapa bisa menjawab teka-teki yang tak berhadiah ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini