Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, perairan Teluk Jakarta di Jakarta Utara terpapar kandungan logam berat alias timbal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KPBB meneliti kandungan itu di 11 titik pada Juni 2017. Sampel diambil selama satu minggu. Menurut Ahmad, kandungan tersebut sudah mengendap di dasar laut atau disebut sedimentasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau sedimentasi dari 11 titik itu ada semua kadar Pb (logam)," kata Ahmad saat konferensi pers di kantornya, Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat, 1 November 2019.
Ahmad memaparkan 11 titik perairan itu tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Banten. Di Banten ada perairan Muara Kali Dadap. Sementara di Bekasi, yakni perairan Muara Kali Cikeas.
Sembilan perairan lainnya terletak di Jakarta. Rinciannya antara lain Pulau Onrust, Muara Kali Tahang, Kamal Muara, Muara Cengkareng, Muara Kali Angke, Muara BKT, Muara Sungai Marunda, Muara Cakung Drain, dan Pelabuhan Tanjung Priok.
Kadar kandungan timbel pada sedimen itu, lanjut Ahmad, bervariatif. Kadar terendah sebesar 0,35 mg/L di perairan Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara kadar tertinggi ada di perairan Muara Cakung Drain dengan 4,88 mg/L.
"Yang masalah itu sedimen semua kadarnya tinggi," ujar dia.
Ahmad menambahkan, pihaknya juga mengukur kadar timbal pada permukaan air atau disebut kolam air. Menurut dia, kadar timbal ditemukan di kolam air sisi timur Pulau Reklamasi. Selain itu, KPBB juga menguji kandungan timbal dalam udang di Teluk Jakarta.
"Kalau udang masih bersih," ucap dia.
Ahmad memaparkan kandungan timbal di Teluk Jakarta berdampak pada ikan, khususnya kerang yang juga hidup di perairan itu. Yang membahayakan, lanjut dia, apabila ikan dan kerang dikonsumi manusia.
Imbasnya, manusia dapat terkena pelbagai penyakit, seperti asma, ISPA, mycosis kulit, radang mata, pergelangan kaki lumpuh, keterbelakangan mental, autis, hingga kematian.
Sebelumnya kondisi Teluk Jakarta yang mengkhawatirkan juga telah diungkap dalam penelitian Institute Pertanian Bogor. Penelitian itu menyebutkan bahwa terdapat 21 ton sampah yang masuk ke perairan Teluk Jakarta setiap harinya. Sampah tersebut mengakibatkan air di sana mengandung silikat sebesar 52.156 ton, fosfat 6.741 ton, dan nitrogen 21.260 ton.
Hal itu kemudian membuat Taman Impian Jaya Ancol melepas satu ton kerang hijau. Kerang tersebut berfungsi untuk menyerap polutan dan membuat air di Teluk Jakarta lebih jernih.