Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Di Bawah Kendali Wisma Atlet

Pengoperasian rumah susun menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 berada dalam pengawasan manajemen Rumah Sakit Darurat Wisma Altet Kemayoraan.

2 Juli 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karyawan membersihkan Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput yang akan menjadi alternatif tempat isolasi mandiri pasien covid-19 kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) di Jakarta, 24 Juni 2021. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Banyak pasien yang tidak mendapat penangan medis karena rumah sakit sudah penuh terisi.

  • Ruang perawatan di Rumah Sakit Darurat Khusus Wisma Atlet Kemayoran kemarin sudah terisi lebih dari 90 persen.

  • Pemerintah memanfaatkan sejumlah rumah susun untuk tempat isolasi bagi pasien Covid-19.

JAKARTA – Laju penularan virus corona yang sangat cepat membuat waswas Lurah Sunter Agung, Danang Widjanarko. Banyak pasien tidak mendapat penangan medis karena rumah sakit sudah penuh terisi. Bahkan ada sejumlah warganya yang meninggal karena persoalan itu. "Dalam dua hari ini, lima orang meninggal sebelum mendapat perawatan," kata Danang, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rabu lalu, kata Danang, dua warganya mengembuskan napas terakhir saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Selang sehari kemudian, dua orang lagi mengalami nasib serupa. Selain itu, ada satu orang meninggal di puskesmas karena tak kunjung mendapat tempat di rumah sakit rujukan. "Secara keseluruhan, warga kami yang meninggal karena Covid-19 sudah 48 orang," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemarin, kasus aktif Covid-19 di Kelurahan Sunter Agung tercatat sebanyak 302 orang. Sebagian besar dari mereka terpaksa menjalani isolasi mandiri karena kesulitan mendapatkan akses perawatan di rumah sakit ataupun tempat isolasi yang disediakan pemerintah.

Kasus Covid-19 di Ibu Kota melonjak signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, fasilitas kesehatan nyaris tidak mampu lagi menampung pertambahan jumlah pasien yang sangat cepat itu. Begitu juga dengan tempat isolasi yang disediakan pemerintah.

Ruang perawatan di Rumah Sakit Darurat Khusus Wisma Atlet Kemayoran kemarin sudah terisi lebih dari 90 persen. Padahal tempat itu menjadi fasilitas utama untuk merawat pasien yang tidak bergejala dan bergejala ringan. “Total pasien yang menjalani isolasi di Wisma Atlet sebanyak 7.937 orang,” kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Kolonel Marinir Aris Mudian, melalui keterangan tertulis, kemarin.

Untuk menambah ruang perawatan isolasi, pemerintah telah mengoperasikan Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara, bagi pasien bergejala ringan sejak 28 Juni lalui. Pengoperasian rumah susun ini di bawah manajemen Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Rusun Nagrak, yang memiliki kapasitas 2.550 ranjang, kemarin telah terisi 2.016 pasien.

Pemerintah saat ini juga tengah menyiapkan tempat isolasi di Rumah Susun Pasar Rumput, Rumah Susun Daan Mogot, dan Rumah Susun Pulo Gebang. "Nanti kita bertahap melakukannya. Sekarang (tiga rumah susun) ini dulu, mudah-mudahan tidak tambah (lokasi) lagi," kata Gubernur Anies Baswedan.

Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) menyiapkan Rumah Susun Nagrak untuk perawatan pasien Covid-19 kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) di Cilincing, Jakarta, 21 Juni 2021. ANTARA/M Risyal Hidayat

Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria mengatakan sudah mengecek persiapan Rusun Pasar Rumput yang berada di Setiabudi, Jakarta Selatan. Di sana ada tiga tower yang akan digunakan menjadi tempat isolasi. “Totalnya ada 1.984 kamar, direncanakan diisi dengan paket empat tempat tidur, itu totalnya kurang-lebih 7.936 tempat tidur yang akan dipersiapkan,” ujar Riza.

Riza berharap rumah susun itu sudah bisa digunakan awal Juli ini. “Prinsipnya, kita berupaya untuk tidak sampai terkejar oleh jumlah pasien. Jadi, kita harus siap,” kata Riza. Sedangkan untuk Rumah Susun Daan Mogot dan Pulo Gebang, akan secepatnya dibenahi agar bisa segera dioperasikan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan pemerintah telah membuat kategori prioritas pasien yang bisa mendapat akses perawatan. Sebab, sebagian pasien Covid-19 yang bergejala ringan atau tidak bergejala masih bisa mendapat perawatan di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan, kata dia, telah mengeluarkan kriteria prioritas pasien yang bisa dirawat di rumah sakit, yakni yang bergejala sedang, berat, dan kritis. "Untuk yang bergejala ringan, seperti batuk, pilek, sakit kepala, radang tenggorokan, tidak sesak napas, maupun yang tanpa gejala, bisa menjalani isolasi mandiri saja di rumah atau fasilitas isolasi terkendali,” ujarnya.

Adapun kriteria prioritas pasien yang perlu mendapat perawatan rumah sakit di antaranya jika saturasi oksigen pasien berada di bawah 95 persen, mengalami sesak napas, kesulitan berbicara, mengalami penurunan kesadaran, ataupun memiliki penyakit komorbid dan bergejala sedang dengan pneumonia.
Widyastuti mengimbau masyarakat yang positif Covid-19 agar melapor ke Satuan Tugas Covid-19 tingkat RT dan puskesmas terdekat. "Tujuannya, agar mendapat pemeriksaan awal dan diberi pengantar bila memerlukan isolasi terkendali," kata dia.

IMAM HAMDI | ADAM PRIREZA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus