Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tentang Presiden Koppig, Luhut, dan Budi

7 Desember 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

REKAMAN lengkap percakapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dan pengusaha Muhammad Riza Chalid dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan. Percakapan berdurasi 1 jam 20 menit itu membuka banyak tabir: dari permintaan saham, pemilihan Kepala Kepolisian RI, sampai pendanaan pemilihan presiden pada 2014.

00.01 (Menit)
Maroef
Assalamualaikum, Pak.

Setya dan Riza
Weiiihhh….

04.24
Setya
Saya itu, Pak, sudah ketemu Presiden. Pak Luhut cuma bilang: kita runding. Pas saya makan, Presiden samperin saya. "Ini kan Pak Luhut. Itu apa Pak Luhut sudah bicara belum?" Oh iya sudah Pak. Pak Luhut yang banyak memberikan pendapat. Bagus kalau bisa segera.

09.59
Setya
Terus janji Presiden (soal smelter)?

Maroef
Ya, betul, kemudian Presiden ke sana, janjikan oke kalau gitu dibangun smelter. Kalau kita bangun di Papua, siapa yang mau kasih? Mau dari mana dananya? Enggak mungkin bangun di Papua.

Riza
Ya, ya. Jadi begini, Pak. Soal itu saya ngomong sama Darmo (Darmawan Prasodjo, Deputi I Kantor Staf Presiden). Saya bilang Darmo siap, ya. Dia kan ngurusi semua. Kalau ini tugasmu untuk mengamankan. Jadi, saya sudah bicara, Pak Jokowi. Urusan dia, saya. Dia dipakai Pak Luhut semua. Soal saham itu ada pemikiran, juga PLTA.

13.00

Riza
Yang sahamnya (PLTA) itu juga maunya Pak Luhut. Itu jaminan guarantee itu dari Freeport untuk saham itu. Seperti dulu yang dilakukan oleh Freeport kepada pengusaha.

Setya
Pak Luhut pernah berbicara dengan Jim Bob di Amerika. (Kepada Tempo, Luhut membenarkan soal ini.)

Maroef
Pak, itu harus ada yang perlu dihitung. Dari enam isu yang saya kasih Pak Ketua itu, waktunya tinggal enam minggu dari sekarang. Kalau itu tidak keluar, katakanlah 23 Juli nanti, tanggal 1 Juli tidak ada kepastian, maka arbitrase internasional akan jalan. Sekarang apa guarantee-nya kalau permintaan itu dipenuhi, ini juga keluar?

19.28
Maroef
Kuncinya kan itu lagi, surat perpanjangan itu. Tidak mungkin keluar purchasing guarantee kalau tidak. PLTA mau dibangun itu kan untuk underground mining. Underground mining baru bisa dipastikan mau dilanjutkan kalau ada perpanjangan.

21.25
Setya
Artinya kalau ada opportunity… kan ada di Pak Luhut.

Maroef
Signed dulu itu.

Riza
Signed itu pasti. Itu akan segera.

21.30

Maroef
Tapi kalau dengar penjelasan Pak Ketua tadi, saya-nya enggak begitu jelas. Dari Pak Jokowi ya enggak jelas.

Setya
Kalau Pak Jokowi, itu dia, beliau sudah setuju kalau sarannya untuk di Gresik. Tapi berikutnya di Papua. Tapi ada ujungnya-ujungnya waktu saya makan itu. "Pak Ketua sudah bicara belum Pak Luhut." Saya disuruh ngadep ke Pak Luhut, ngobrol-ngobrol.

23.05
Setya
Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan Pak Luhut, pengalaman-pengalaman dengan Presiden, itu rata-rata 99 persen itu gol semua, Pak. Bermain kita. Makanya saya tahu. Makanya Bung Riza begitu tahu Darmo, di-maintenance, dibiayai terus itu. Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu. Ha-ha-ha….

41.59

Maroef
Coba tolong dimatangkan mengenai saham.

Riza
Yang saham. Soal saham itu, saya bicara ke Pak Luhut. Kita sudah bicara. Weekend saya ketemu. Biar Pak Luhut yang bicara ke Bapak. Kan ini long weekend. Hari Minggu nanti saya temui Pak Luhut. Bisa Minggu malam. Biar Pak Luhut cek dan kita…. Saya yakin itu.

Setya
Presiden sudah dikasihkan ke Pak Luhut itu berapa kali. Si Darmo, kalau Bapak denger cerita di dalam. Apa yang kita inginkan bisa, presentasi ke Presiden tiap hari.

43.08

Riza
Kalau memang gawat keadaannya, saran saya, jika mau malam Sabtu atau malam Minggu.

Setya
Besok.

43.20

Riza
Why not. Pak Luhut oke. Kita ketemu sama Pak Maroef, hari Minggu malam. See it dia action minggu depan. Enggak lama, Pak. Next week, two weeks. Bisa kau angkat akhir Juni, selesai urusan. Begitu ini selesai, saham bisa.

Setya
Saya sih yakin itu karena Presiden sendiri kasih kode begitu dan itu berkali-kali. Yang urusan kita di DPR, itu kita ketemu segitiga, Pak Luhut, saya, dan Presiden….

46.58

Setya
Pengalaman saya ya Pak. Presiden ini agak koppig (keras kepala), tapi bisa merugikan semua. Contoh yang paling gampang itu PSSI. Saya bilang, Pak Presiden, pengalaman saya zaman SBY, SBY turun tangan. Ini menyangkut sponsor, pengangguran mereka. Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita. Tetap saja, kita dikte saja. Gitu Pak. Koppig-nya dia ( Jokowi) buat bahaya kita.
(PSSI=Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, SBY= Susilo Bambang Yudhoyono)

54.30

Setya
Jadi, waktu di (pembahasan) APBN, semua fraksi ngomong, tapi semua ngomong BG (Komisaris Jenderal Budi Gunawan). PDIP ngantem Presiden. Dia (Jokowi) berbisik-bisik, "Masak PDIP sendiri ngantem saya, saya kan presiden." Tapi enggak peduli apa pun kehendak Bu Mega, enggak peduli.

Riza
Di Solo ada Surya Paloh, Wiranto, pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki, Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal ini orang baik kekuatannya apa, kok, sampai seleher melawan Megawati.

57.22

Riza:
Gila, Pak. (Jokowi) alot orangnya.

Setya:
Pengalaman yang betul-betul saya alami bersama-sama Pak ini, bersama-sama Pak Luhut. Akhirnya saya minta tolong Pak Luhut untuk memulai pemilihan Kapolri. Itu asli, Pak. Bagaimana itu kita berusaha supaya Budi, karena Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) yang telepon. Itu kita pakai apa aja enggak, Pak.

01.08.39

Setya:
Nasib duit keluar banyak. Duit Pak. Itu saya lihat kasihan. Ngapain itu, udah, 50 M, 30 M. Begitu kita hitung sudah 500 M. Ngapain.

Maroef
Lewat, Pak.

Riza
Padahal duit kalau kita bagi dua, Pak, happy Pak. 250 M ke Jokowi-JK, 250 M ke Prabowo-Hatta, kita duduk aja. Ke Singapura, main golf, aman. Ha-ha-ha….

* * * *

Setelah Etika, Terbit Pidana

2015

16 November
Sudirman Said mengadukan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan.

18 November
Pejabat Kementerian Energi menyerahkan rekaman percakapan berdurasi 11 menit tentang permintaan saham Freeport ke Mahkamah Kehormatan.

24 November
Rapat pleno Mahkamah Kehormatan sepakat melanjutkan kasus dugaan pelanggaran etik Setya Novanto ke tahap persidangan.

1 Desember
Kejaksaan Agung membuka penyelidikan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam kasus calo saham Freeport.

2 Desember
Sidang Mahkamah Kehormatan menghadirkan Menteri Sudirman Said. Percakapan berdurasi 1 jam 20 menit diputar.

3 Desember
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin bersaksi di Mahkamah Kehormatan. Riza Chalid, yang dipanggil juga, mangkir.
Maroef diperiksa sebagai saksi di Kejaksaan Agung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus