Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menggelar pemeriksaan rapid test (test cepat) Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di permukiman padat penduduk. Pemeriksaan dilakukan secara paralel dengan memprioritaskan orang-orang yang berada di sekitar kluster positif Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rapid test di kelurahan zona merah, khususnya di kampung kumuh dan padat," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristy Wathini, kemarin. "Kami mencegah penyebaran Covid-19 di permukiman padat karena, kalau ada yang positif, penyebarannya bisa sangat cepat."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kristy, rapid test dilaksanakan merata di 10 kelurahan di Jakarta Barat. Targetnya, tes cepat di lima kelurahan rampung bulan ini dan lima lagi pada Juni mendatang. Adapun saat ini, kata dia, rapid test telah menjangkau 200 orang di Kelurahan Kebon Jeruk. "Keterbatasan test kit. Jadi, kami petakan prioritas di masing-masing kelurahan, warga di permukiman padat," ujarnya.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari, mengatakan setiap kelurahan memang hanya mendapat jatah 200 alat rapid test. Di Jakarta Pusat, kata dia, petugas medis tengah menuntaskan pelaksanaan tes cepat di permukiman padat di Kelurahan Kebon Kacang. Pekan depan, dia mengklaim, rapid test rencananya dilaksanakan di Kelurahan Kramat dan beberapa kelurahan di Kecamatan Cempaka Putih. "Prioritas pada warga di permukiman kumuh, anak balita, ibu hamil, dan orang dengan penyakit penyerta," kata Erizon.
Menurut Erizon, saat ini ada 24 warga Kelurahan Kebon Kacang yang hasil rapid test-nya reaktif. Mereka kemudian diajukan untuk mengikuti uji swab dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Meski demikian, dia ragu hasilnya bisa segera keluar karena antrean uji laboratorium cukup panjang.
"Karena masih banyak hasil laboratorium yang pending," ujar Erizon. "Jadi, kami belum bisa mengatakan apakah penambahan kasus corona itu naik atau turun."
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan pelaksanaan rapid test di lima kota administrasi dan Kepulauan Seribu total mencapai 95.301 sampel dalam periode akhir Maret lalu hingga kemarin. Hasilnya, 3.671 orang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. "Persentase positifnya mencapai 4 persen," kata dia.
Ani juga memaparkan, jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 5.437 orang atau bertambah 134 kasus baru. Angka itu berasal dari hasil tes PCR terhadap 2.606 sampel pada 12 Mei lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 1.564 sampel merupakan tes tahap kedua yang hasilnya 1.430 negatif dan 134 positif. "Tes PCR di Ibu Kota sudah memeriksa 93.879 sampel," ucapnya.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan pemerintah harus menggelar rapid test di permukiman padat sebagai langkah pencegahan. Sebab, selama ini pemeriksaan hanya berfokus pada orang-orang di sekitar pasien positif, yang sebagian besar berasal dari golongan masyarakat menengah ke atas.
Menurut Pandu, jika terjadi penularan di permukiman padat, penanganannya jauh lebih sulit. Sebab, masyarakat di permukiman padat umumnya adalah golongan menengah ke bawah. Mereka biasanya enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan sehingga penyebaran wabah makin sukar dideteksi. Selain itu, kondisi permukiman yang rapat dengan sirkulasi udara buruk berpotensi mempercepat penyebaran virus corona.
"Kalau belum ada tes di permukiman padat, angka-angka yang ditampilkan pada data Covid-19 di DKI Jakarta belum bisa dijadikan acuan," kata dia. "Apakah memang hanya segitu (positif 5.437 orang) atau jumlah lebih besar lagi tapi belum terdeteksi." GANGSAR PARIKESIT | FRANSISCO ROSARIANS
Tes Cepat Sasar Permukiman Padat
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo