Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

The times memperpanjang napas

Dengan dibelinya kelompok the times oleh rupert murdoch, maka diduga the times, the sunday times & ketiga suplemennya akan terbit kembali. murdoch dikenal memiliki beberapa media pers.(sel)

14 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN dibelinya kelompok The Times oleh Rupert Murdoch, untuk sementara selamatlah kelompok harian terkenal di Inggris itu dari bencana. Diduga The Times, The Sunday Times dan ketiga suplemennya akan dapat terbit kembali dengan lancar. Dalam kondisinya yang gawat, koran itu pernah tidak muncul di pasaran selama 347 hari. Krisis dianggap dapat dilalui ketika ia terbit kembali sejak 13 November 1979 tanpa adanya kesepakatan antara penerbit Times Newspaper Limited dan karyawan yang berkelompok dalam Serikat Grafika Nasional (NGA), dapat dipastikan suratkabar itu tetap tidak akan muncul di pasaran. Para karyawan di bagian setter dan opmak waktu itu menentang digunakannya teknologi komputer. Kalau teknologi itu dipakai, berarti sebagian besar tenaga mereka tidak diperlukan lagi. Buat penerbit, teknologi komputer itu sendiri memang lebih menguntungkan. Bukan saja karena koran dapat terbit lebih cepat, tapi juga tenaga karyawan dapat diperciut. Selain menentang teknologi komputer, karyawan juga menuntut kenaikan upah, dan kondisi kerja yang lebih baik. Perundingan yang tak kunjung selesai itu membuat koran itu istirahat selama hampir satu tahun. Kemudian ia menemui pelanggannya lagi setelah perundingan mencapai kompromi. Karyawan bersedia menerima teknologi komputer itu di bagian opmak dan setter asal dimasukkan secara bertahap dalam waktu 2 - 3 tahun. Ternyata setelah ia terbit lagi hampir setahun, persoalan lama timbul kembali sementara pihak penerbitnya mengalami kerugian sebesar US$28 juta dalam tahun 1980. Lord Thomson of Fleet pemilik saham terbesar akhirnya memutushan menjual atau menutupnya. Pengumuman yang dikeluarkan Oktober lalu itu memberikan batas waktu sampai Januari lalu. Lord Thomson of Fleet yang sekarang berkantor pusat di Toronto, Kanada -- tidak mau lagi menambah kerugian sedikinya US$ 170 juta sejak 1966, ketika almarhum ayahnya membeli kelompok Times ini. Times Newspaper Ltd kemudian mengirimkan sebuah prospektus keuangan kepada 29 'kalangan yang berminat' yang diharapkan dapat menyelamatkan surat kabar terkenal itu. Beberapa calon pembeli muncul, di antaranya Rupert Murdoch, raja koran Australia. Akhirnya dia pulalah yang berhasil mengambil alih suratkabar yang telah terbit sejak tahun 1785 itu. Sebagai syarat untuk membelinya Murdoch diwajibkan mencapai kesepakatan dengan buruh dan wartawan. Kompromi ternyata dapat dicapai, walaupun nadanya merugikan buruh. Betapa tidak. Dari pekerja tetap yang ada 563 akan diberhentikan. Murdoch sendiri sebenarnya ingin melepaskan lebih dari itu, yaitu 40% dari 4.200 tenaga kerjanya. Juga dicapai kesepakatan tentang pembekuan kenaikan upah selama tiga bulan dan dibuatnya pasal khusus tentang diperbaharuinya proses penyelesaian sengketa perburuhan. Yang paling drastis ialah bersedianya buruh menerima penggunaan teknologi komputer dalam waktu 6 bulan mendatang. Dalam persetujuan lain yang dicapai antara buruh dan majikan baru termasuk tidak campur tangannya Murdoch dalam urusan redaksi, sedang wartawan hanya dapat diangkat dan dilepaskan oleh direktur independen. The Times tidak dapat dijual tanpa persetujuan, para direktur independen dan tiga suplemennya akan dicetak di luar London untuk menekan biaya produksi, demikian kesepakatan mereka. The Times dikenal di seluruh dunia karena sejarah dan tradisinya. Integritas dan kebebasan redaksinya dipujikan sekali. Tipuan hukumnya yang luas yang dikumpulkan oleh para pengacara dianggap setaraf dengan laporan resmi dan dapat digunakan dalam proses peradilan. Rubrik In Memoriam-nya sangat digemari dan dianggap sebagai penghormatan terhadap tokoh-tokoh terkenal. Berbagai editorial dalam suratkabar itu berhasil menempatkan isu-isu dalam agenda nasional. Koran ini memang tidak berhasil membuat dirinya dibaca oleh semua orang, namun statusnya yang khusus terutama sekali diperoleh karena kualitas liputan di samping pendapatnya yang menguasai masalah secara mendalam dan bertanggungjawab. The Time dianggap sebagai alat kelas yang berpengaruh di Inggris dan merupakan bacaan wajib bagi mereka yang ingin masuk ke dalam kelas elite itu. Demikian besarnya pengaruh koran ini sehingga orang Inggris belum mempercayai sesuatu berita atau liputan sebelum muncul dalam suratkabar itu. Demikian besarnya penghormatan pada suratkabar itu, sehingga saat ini banyak sekali yang yakin, The Times akan tetap dapat bertahan dan merayakan hari jadinya yang ke-200 pada tahun 1985.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus