Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tim Mawar Selalu Dikaitkan dengan Kerusuhan

Fauka Noor Farid:

8 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fauka Noor Farid. medanheadlines.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENSIUN dini sebagai letnan kolonel, Fauka Noor Farid ikut berupaya memenangkan Prabowo Subianto pada 2014 dan 2019. Kiprahnya seperti tak pernah lepas dari komandannya di Komando Pasukan Khusus tersebut. Bekas anggota Tim Mawar, kelompok penculik aktivis pada 1997-1998, itu dituding sebagai salah satu dalang kerusuhan unjuk rasa pada 21-22 Mei lalu. Melalui telepon Dahlia Zein, advokat yang juga pendukung Prabowo, Sabtu, 1 Juni lalu, Tempo mewawancarai Fauka.

Anda disebut-sebut sebagai salah satu dalang kerusuhan….

Itu kan perlu bukti. Tuduhan itu seperti frame yang dibuat pihak sebelah, atau siapa punlah, dengan orang-orang yang dituduh semuanya ada di pihak 02 (Prabowo-Sandi). Ini cerita yang dikarang-karang.

Informasi yang kami dapatkan, Anda ada di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu pada 22 Mei dan memberi instruksi supaya terjadi kerusuhan….

Malam itu saya janjian dengan teman saya, satu angkatan di Paspampres. Lucu kalau muncul nama saya sebagai dalang kerusuhan. Saya selalu meneriakkan kepada orang-orang saya supaya aksi tetap damai. Instruksi dari beliau (Prabowo) pun damai. Jangan berbuat anarkistis.
(Komandan Pasukan Pengamanan Presiden yang juga satu angkatan dengan Fauka, Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak, mengatakan pada hari itu dia tak bertemu dengan Fauka. Menurut Maruli, sejak siang dia mendampingi Presiden.)

Anda merekrut kelompok Abdul Gani alias Kobra Hercules untuk berunjuk rasa?

Kurang kerjaan. Saya tahu Kobra, tapi kenalnya juga baru saja. Saya sering ketemu dia di Kertanegara. Tapi saya tidak pernah memerintahkan penggalangan massa ke Bawaslu. Kalau dia menggalang sendiri, itu di luar kewenangan saya.

Kobra disebut-sebut sebagai Panglima Garda Prabowo….

Saya ini Ketua Umum Garda Prabowo. Kalau mau jadi anggota, silakan. Tapi kan harus ada surat. (Kobra) Tidak punya surat. Inilah…. Saya kadang malas berteman dengan orang lain karena yang saya ajak berteman itu kadang euforia kebanggaannya terlalu tinggi. Seperti Kobra, ke mana-mana ngomong ini-itu. Kobra itu menganggap diri sendiri pemimpin. Padahal yang dia omongkan belum tentu datang dari saya.

Anda juga disebut ikut menggelar rapat perencanaan unjuk rasa….

Saya tidak tahu ada pertemuan itu, dan saya tidak pernah mau ikut. Saya tahu porsi saya.

Apa porsi Anda?

Seperti sekarang, saya dikait-kaitkan dengan kerusuhan. Saya Tim Mawar. Siapa tidak kenal dengan Tim Mawar? Tidak hadir dalam itu pun saya sudah diisukan itu. Yang rugi siapa kalau saya dikaitkan? Beliau (Prabowo), kan?

Anda merasa status sebagai anggota Tim Mawar melekat dengan tuduhan?

Ini kan sudah di-framing. Di kubu 02 ada saya, Pak Chairawan (Mayor Jenderal Purnawirawan Chairawan Kadarsyah Nusyirwan, pemimpin Tim Mawar). Segala kerusuhan dikaitkan dengan kami, diarahkan ke makar. Polisi seperti meng-arahkan ke sana. Polisi sekarang yang pen-ting tangkap dulu, setelah itu baru dicarikan pasalnya.

Anda tidak takut ditangkap?

Ha-ha-ha…. Saya tidak salah. Saya tidak pernah memerintahkan orang untuk rusuh. Saya tidak pernah menggerakkan orang lain untuk melanggar hukum. Kalau saya dituduh, pasti akan melawan, dong. Tidak mungkin saya akan diam. Ibarat semut diinjak, pasti melawan.

Seperti apa Anda akan melawan?

Ya, tidak tahu. Ha-ha-ha.… Jujur saja, begitu di media sosial tersebar saya terlibat, banyak anak buah saya, mantan prajurit saya, datang ke rumah atau menelepon. Saya tenangkan mereka. Tapi, kalau anak buah saya membela komandannya yang dizalimi, itu hak mereka.

Anda sangat dekat dengan Prabowo?

Semua mantan anak buah Pak Prabowo pasti dekatlah. Yang tidak pernah dipimpin juga merasa dekat. Makanya di kompleks Kopassus dia menang, di kompleks Paspampres menang. Berarti kan semua merasa prajurit Prabowo.

Sebagai pendukung Prabowo, Anda sebenarnya menginginkan akhir seperti apa?

Pemerintah seharusnya jujur saja. Coba itu, petugas KPPS yang meninggal diautopsi. Kecurangan itu fakta. Jangan kalah dibuat menang.

Anda meyakini Prabowo seharusnya dilantik?

Kalau yakin menang, saya yakin beliau yang menang. Kalau dilantik atau tidak, kita serahkan kepada Yang Mahakuasa. Ha-ha-ha….

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus